Makalah Manajemen Operasi dan Industri Kecil




Manajemen Operasi dan Industri Kecil

BAB I
PENDAHULUAN


Manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Manajemen semakin dibutuhkan setelah adanya pemisahan antara Rumah Tangga Konsumen dan Rumah Tangga Produsen, dalam hal ini adalah dua pihak yang paling membutuhkan, di mana konsumen dapat memenuhi kebutuhannya dengan berbagai jenis barang yang disediakan produsen, dan produsen dapat menjual barang-barangnya yang betul-betul dibutuhkan konsumen sesuai dengan selera, mode dan daya belinya.

Pada saat ini terdapat kecenderungan pada perusahaan untuk dapat menggabungkan beberapa kegunaan sekaligus suatu barang, baik kegunaan waktu, tempat, maupun kegunaan bentuk. Hal ini diciptakan untuk dapat mengantisipasi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen (berbeda-beda).

1.      Manajemen Operasi
Operasi atau operations adalah kegiatan untuk mengubah masukan (yang berupa faktor-faktor produksi/operasi) menjadi keluaran sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya. Dengan kata lain, operasi adalah kegiatan mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa. Keluaran dapat berupa barang atau jasa.
Schroeler (1994) memberikan penekanan terhadap definisi kegiatan produksi dan operasi pada tiga hal, yaitu pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa, adanya system informasi yang menghasilkan barang dan jasa, serta adanya pengambilan keputusan sebagai elemen penting dalam manajemen operasi.
Sedangkan menurut Dessler (1994) manajemen operasi adalah rangkaian proses pengelolaan keseluruhan sumber daya perusahaan yang dibutuhkan dalam menghasilkan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen.
2.      Sistem Produksi
Sistem adalah sekumpulan bagian-bagian yang saling berhubungan dengan satu sama lain, dan bersama-sama beraksi menurut pola tertentu terhadap input dengan tujuan menghasilkan output. Sistem produksi yaitu sekumpulan sub-sistem yang terdiri dari pengambilan keputusan, kegiatan, pembatasan, pengendalian dan rencana yang memungkinkan berlangsungnya perubahan input menjadi output melalui proses produksi. Sedangkan sub-sistem yang terlibat dalam kegiatan produksi adalah: subsistem input, subsistem output, subsistem perencanaan dan subsistem pengendalian.

3.      Pengertian Industri Kecil
Usaha kecil membuat produk yang khusus, unik dan spesial agar tidak bersaing dengan usaha besar, daerah pemasaran dari usaha kecil tidak terlalu luas sehinga konsumennya dapat betul-betul dikuasai dan dengan modal yang terbatas perusahaan kecil yang sukses bersifat luwes dan sering menghasilkan inovasi-inovasi. Dengan ukurannya yang kecil sering mengabaikan prinsip operasi usaha, akibatnya kebijakan perusahaan dibuat berdasarkan perkiraan, kebiasaan dan naluri.

BAB II
PERANAN MANAJEMEN BAGI INDUSTRI KECIL

1.      Sasaran Pokok Industri Kecil
Perusahaan harus menentukan sasarannya, harus meneliti apakah sasaran itu bermanfaat dan dapat dicapai. Umumnya pada industri kecil ada 3 sasaran pokok yang harus diperhatikan :
a.       Kelangsungan hidup
b.      Mendapatkan laba supaya dapat membiayai pertumbuhan dan perluasan
c.       Menjamin pertumbuhan
Sedangkan sasaran lain yang juga menentukan mati hidup perusahaan antara lain :
a.       Sasaran pemasaran, berapa luas pasar dan jumlah yang dipasarkan selama periode tertentu.
b.      Sasaran karyawan, apa dan berapa karyawan yang ditambah, bagaimana meningkatkan kemampuan karyawan.
c.       Sasaran peralatan, alat-alat apa yang harus dibeli, diperbaiki dan dimanfaatkan.

2.      Perusahaan kecil dan produksi
Manajemen produksi menyangkut aktivitas-aktivitas yang melibatkan perencanaan, organisasi, pengarahan, pengendalian dan evaluasi keseluruhan proses dalam menciptakan barang-barang dan jasa secara tepat waktu, tepat mutu dan tepat jumlah.
Pada Perusahaan Industri kecil terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam produksi, yaitu :
a.       Lokasi Perusahaan
Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam; melayani konsumen, mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup, mendapatkan tenaga kerja dengan mudah. dan memungkinkan diadakannya perluasan usaha.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, besar sekali pengaruhnya terhadap tingkat kelancaran operasi perusahaan, faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor utama dan faktor bukan utama. Faktor utama yaitu : letak sumber bahan baku, letak pasar, masalah transportasi, supply tenaga kerja dan pembangkit tenaga listrik. Sedangkan faktor bukan utama seperti, rencana masa depan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan kota, terdapatnya fasilitas-fasilitas pelayanan, terdapatnya fasilitas-fasilitas pembelanjaan, persediaan air, investasi untuk tanah dan gedung, sikap masyarakat, iklim dan keadaan tanah.

b.      Pengaturan dan penyusunan pabrik
Desain Fasilitas, Desain fasilitas produksi perlu direncanakan dengan baik, karena fasilitas produksi yang baik dan teratur para karyawan dapat bekerja dengan tenang, sementara aliran produksi dari mulai bahan mentah sampai barang jadi dapat berlangsung dengan lancar dan teratur.

c.       Pengendalian produksi dan bahan baku
Proses Perencanaan Produksi, Perencanaan produksi merupakan penentuan tujuan pokok (tujuan utama) organisasi beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Kegiatan produksi dapat dilakukan dengan tiga macam pendekatan yaitu; Pendekatan perkembangan yang menguntungkan (Profitable Growth Approach), Pendekatan SWOT dan Pendekatan Sistem. Urutan proses produksi harus dituangkan dalam sebuah dokumen yang disebut Rout Sheet (Operation Sheet), yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar dan desain produk, yang kemudian dianalisa bagaimana hubungannya antar komponen yang ada dan bagaimana proses pemasangan (assemblingnya).
Proses Produksi, jenis proses produksi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu proses produksi terus menerus (Continuous processes) dan proses produksi yang terputus-putus (Intermittent Process).
Proyeksi Kebutuhan, Langkah yang paling awal dalam perencanaan adalah mencoba untuk mengetahui pertumbuhan maupun perkembangan kebutuhan masyarakat. Pertumbuhan tersebut akan merupakan dasar dari rencana kerja yang harus dilakukan oleh perusahaan.
Pengendalian Produksi, Prinsip dalam perencanaan dan pengawasan produksi dalam berbagai macam industri tidak banyak berbeda, demikian juga dengan tujuan yang akan dicapainya. Walaupun dalam hal metode, organisasi maupun operasi masing-masing perusahaan akan berbeda. Ada dua type proses produksi terdiri dari ; type produksi untuk persediaan dan type produksi berdasarkan pesanan. Jenis persediaan secara fisik terdiri dari persediaan bahan baku/material, persediaan komponen, persediaan bahan pembantu, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
Pemeliharaan Fasilitas, Fungsi pemeliharaan dan penanganan bahan merupakan dua fungsi pelayanan yang sangat penting dalam kegiatan produksi. Pemeliharaan fasilitas produksi jika dilaksanakan secara teratur akan beroperasi secara efektif. Tanggung jawab pemeliharaan fasilitas biasanya ditugaskan kepada teknisi pabrik, yang berada di bawah kepala teknisi. Jenis-jenis pemeliharaan yaitu pemeliharaan preventif, perbaikan dan pemeliharaan kondisional
Penanganan Bahan (Material Handling), Setiap perusahaan akan terlibat dalam masalah transportasi (pengangkutan) bahan atau penanganan bahan. Karena dalam hal ini akan menyangkut proses pemindahan bahan, pemindahan produk dalam proses dan pemindahan produk jadi. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penanganan bahan adalah; jalur pengangkutan, sifat obyek yang diangkut, karakteristik bangunan, keadaan ruangan dan kapasitas peralatan.
Pengawasan Mutu, Kegiatan yang berkaitan dengan mutu produk meliputi beberapa tahapan yaitu: pemasaran dan riset pasar, disain/spesifikasi rekayasa dan pengembangan produk, pengadaan, perencanaan dan pengembangan proses, produksi, inspeksi, pengetesan dan pengujian, pengemasan dan penyimpanan, penjualan dan distribusi, pemasangan dan operasi, bantuan teknik dan perawatan, pembuangan purna pakai. Secara terperinci tujuan pengawasan mutu adalah :
·        Agar produk hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.
·        Mengusahakan agar biaya pengawasan dapat ditekan seminimal mungkin.
·        Mengusahakan agar biaya disain dari produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat diperkecil.
·        Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin.
Pelaksanaan Pengawasan Mutu dan Syarat Pengukuran yang intensif akan menyangkut pengawasan bahan baku dan komponen-komponen produk, proses produksi dan produk akhir. Pengawasan mutu tidak hanya berlaku pada produksi manufacturing tetapi berlaku juga bagi produksi jasa, seperti Rumah Sakit. Travel dan Perbankan. Pelaksanaan pengawasan mutu meliputi aspek pengukuran dan aspek penilaian. Sedangkan pengukuran pelaksanaan pengawasan mutu harus melalui 3 syarat utama yaitu; ketepatan (validitas) dapat diandalkan (Reliabilitas) dan kepraktisan.

3.      Perusahaan kecil dan pemasaran
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasaran antara lain :
·        Siapa dan berapa jumlah calon pembeli produk anda, dimana mereka berada, tingkat umur mereka, berapa kira-kira pendapatan mereka.
·        Apa keistimewaan dan kelemahan pesaing anda.
·        Bagaimana perkembangan dan pergeseran selera pembeli terhadap produk anda.
·        Bagaimana kerjasama penyalur anda selama ini.

Sistem Pemasaran, Perencanaan Produksi dan Pengembangan Usaha Pengusaha kecil dalam mengelola pemasarannya, mengandalkan kebiasaan-kebiasaan yang bersifat naluriah dan perkiraan. Persaingan semakin ketat oleh karena itu pengelolaan pemasaran harus didasarkan atas fakta-fakta yang nyata dan data-data yang memadai. Sistem pemasaran pada perusahaan kecil akan menyangkut masalah; kebijakan produk, pengemasan produk dan kebijakan harga.
Pengembangan usaha kecil dapat melalui penetrasi pasar, perluasan pasar, pengembangan produk dan diversifikasi produk.

4.      Perusahaan Kecil dan Keuangan
Perusahaan kecil demi eksistensinya dan masa depannya harus mengelola keuangannya secara ketat dan berdisiplin. Perusahaan harus mempunyai minimal :
·         Berapa rencana pemasukan per tahun yang kemudian dibagi-bagi menjadi perbulan.
·         Berapa rencana pengeluaran pertahun yang juga dibagi-bagi menjadi perbulan.
Dengan rencana keuangan yang sederhana ini memungkinkan perusahaan mengendalikan keuangannya dengan berencana demi mencapai hasil perusahaan yang maksimal. Setelah menyediakan dana untuk investasi dasar sebagai awal mula usaha, pengusaha harus memikirkan dan menyisihkan sebagian dana untuk modal operasi (pembelian bahan, cadangan kas untuk gaji, administrasi, operasional dll)
Pembukuan dalam perusahaan biasanya dikaitkan dengan catatan keuangan perusahaan, dan catatan yang baik merupakan landasan bagi pengelolaan keuangan. Data yang dicatat tergantung kepada jenis dan kegiatan usaha serta informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, dimana setiap proses pencatatan dimulai dengan daftar inventaris, buku harian, selanjutnya membuat laporan keuangan yang berbentuk Neraca dan Laporan Rugi Laba.

5.      Perusahaan Kecil dan Sumber Daya manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu pendekatan terhadap manajemen manusia, yang berdasarkan empat prinsip dasar yaitu; Pertama sumber daya manusia merupakan harta perusahaan yang paling penting, Kedua, peraturan atau kebijakan prosedur yang berkaitan dengan manusia saling berhubungan, Ketiga, kultur perusahaan yang berasal dari kultur sumber daya manusia. Pendekatan manajemen sumber daya manusia meliputi; pendekatan konvensional, pendekatan kompromistis dan pendekatan kontemporer. Fungsi manajemen sumber daya manusia terdiri dari fungsi perencanaan, pengadaan, pengadaan dan pembinaan, dan pemberian kompensasi.
a.       Desain dan Analisis Pekerjaan
Desain pekerjaan adalah suatu fungsi komplek karena memerlukan pemahaman baik terhadap variabel teknik maupun variabel sosial, jika variabel tersebut diabaikan maka pekerjaan tidak dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Alasan pelaksanaan desain pekerjaan karena: sering terjadi konflik, sifat yang heterogen dari setiap individu, dan perubahan karakter dari setiap individu. Sasaran pokok dari desain pekerjaan untuk: manusia, menentukan kombinasi antara mesin, dan bahan baku yang paling ekonomis.

b.      Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pembinaan tenaga kerja (sumber daya manusia) dalam suatu perusahaan, diharapkan dapat menjaga kesinambungan pelaksanaan pekerjaan. Pembinaan karyawan tidak terlepas dari hubungan antara pimpinan dan bawahannya, karena pembinaan ini melibatkan pimpinan sebagai pembina dan karyawan sebagai orang yang dibina. Keteladanan seorang pimpinan merupakan faktor utama dalam membina para karyawannya disamping penguasaan secara umum terhadap berbagai jenis pekerjaan. Pembinaan karyawan suatu perusahaan akan meliputi pembinaan loyalitas, hubungan kerja, moril dan semangat kerja, disiplin kerja dan mental spiritual.

BAB III
KESIMPULAN


Dalam upaya menindaklanjuti penerapan manajemen produksi dan operasi tersebut maka industri yang berbasis industri kecil khususnya perlu dikembangkan dengan baik sejalan dengan berhasilnya berbagai pengembangan produk-produk industri serta dipengaruhi oleh kontinuitas pengadaan dari berbagai sumber bahan baku untuk industri.
Pemberdayaan industri kecil secara khusus memerlukan dukungan secara terpadu dari berbagai sektor, sektor pertanian, kehutanan dan pertambangan sebagai penghasil bahan baku, sektor industri dan perdagangan, sektor keuangan dan berbagai sektor lainnya.
Pengembangan usaha Industri Skala Kecil diarahkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi di pedesaan dalam rangka peningkatan pendapatan petani/pengusaha kecil dan memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor.

DAFTAR PUSTAKA

G. Kartasapoetra, A.G. Kartasapoetra, Ir, R. G. Kartasapoetra, SH. Pembentukan Perusahaan Industri. PT. Bina Aksara. Jakarta. 1987.

B.N.Marbun, S.H, Kekuatan & Kelemahan Industri Kecil. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. 1986.

Agus Ahyari, Drs, Pengendalian Sistem Produksi Edisi Empat. Buku I BPFE. Yogyakarta. 1987.

Harsono, Drs, Manajemen Pabrik. Balai Aksara. Jakarta. 1984.

Richard Bronson, Ph. D, Teori dan Soal-Soal Operation Research. Terjemahan Erlangga. Jakarta. 1988.

Jay Heizer, Barry Render, Operation Management Edisi Ketujuh. Buku I, Terjemahan Salemba Empat. Jakarta. 2005.

Previous
Next Post »