BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum membahas permasalahan
tentang Analisis Varian Satu Jalur (Arah). Sebaiknya kita harus mengetahui dulu
apa arti dari Analisis Varian yang sebenarnya.
·
Pengertian
Analisis Varian
Analisis varian adalah suatu metode untuk menguraikan keragaman total data
menjadi komponen-komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman.
·
Tujuan
Analisis Varian
Untuk menempatkan
variabel-variabel bebas penting di dalam suatu studi Untuk menentukkan
bagaimana mereka berinteraksi dalam mempengaruhi jawaban (Mendel hell dan
reinmuth, 1982. hal: 542)
·
Tipe
Analisis varian
Analisis Varian memiliki dua tipe
yaitu :
- Analisis varian 1 arah
Analisis varian 1arah yaitu suatu metode untuk menguraikan keragaman total
data menjadi komponen-komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman dengan
menggunakan One-Way ANOVA dengan satu perlakuan.
2 2. Analisis varian 2 arah
Analisis varian 2 arah yaitu suatu metode untuk menguraikan keragaman total
data menjadi komponen-komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman dengan
menggunakan One-Way ANOVA dengan dua perlakuan.
BAB II
PEMBAHASAN
Metode perbandingan dua populasi
telah terlebih dahulu dikembangkan, yang meliputi perbandingan karakteristik
yang menyangkut nilai rata-rata, varian, deviasi standar, dan sebagainya.
Metode tersebut dilakukan misalnya untuk menguji apakah terdapat perbedaan
ketelitian dua jenis alat ukur, atau menguji apakah rata-rata umur mesin bubut
dengan merek tertentu akan sama dengan rata-rata umur mesin bubut merek lain,
atau menguji apakah rata-rata oksigen penyerapan jagung hibrida akan sama
dengan rata-rata penyerapan oksigen tanaman jagung local, dan lain sebagainya.
Perlu diperlihatkan bahwa dua populasi yang dibandingkan dalam metode tersebut
adalah dua populasi yang bersesuaian.
Dengan demikian pengujian dua
populasi yang dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata jumlah kendaraan yang
melewati jalan Perintis Kemerdekaan di Tangerang setiap hari akan sama dengan
rata-rata penjualan kartu telpon seluler di LIPPO Karawaci tidak akan
memberikan manfaat apa-apa, sebab secara statistika mungkin saja kedua
rata-rata kedua populasi tersebut sama, atau memiliki variansi dan deviasi
standar yang sama, dan secara logika tidak memiliki hubungan yang berarti.
Perbandingan karakteristik antara dua populasi telah memberikan kontribusi yang
besar dalam perkembangan ilmu statistik dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan membandingkan dua populasi yang bersesuaian, seseorang dapat menentukan
pilihan-pilihan yang akan ia ambil. Misalnya dalam lomba rally mobil,
apakah lebih baik memilih ban merek A atau merek B.
Dalam pengembangan pertanian di
suatu daerah apakah lebih menguntung-kan membudidayakan tanaman X daripada
tanaman Y dan sebagainya. Akan tetapi dalam praktiknya, kadang-kadang kita
harus membandingkan karakteristik lebih dari dua populasi. Misalnya diperlukan
pengujian terhadap kekuatan tarik dari baja dengan kadar karbon yang berbeda.
Atau diperlukan pengujian produktivitas beberapa mesin, dalam pabrik pemotongan
logam, di mana pemanfaatan waktu produktif dari beberapa mesin harus
dibandingkan untuk kemudian di analisis bagi pemerataan beban kerja dan
membentuk keseimbangan lintasan produksi yang optimum.
Untuk memecahkan persoalan-persoalan
semacam ini, dapat dilakukan perbandingan antar dua populasi terlebih dahulu,
untuk kemudian diteruskan dengan membandingkannya dengan populasi yang lain.
Tetapi hal tersebut dapat dilakukan perbandingan antar dua populasi terlebih
dahulu, untuk kemudian diteruskan dengan membandingkan dengan populasi yang
lain. Tetapi hal tersebut akan memakan waktu yang lama dan akan menimbulkan
kesulitan yang relatif lebih besar apabila jumlah populasi yang dibandingkan
sangat banyak. Misalnya apabila seseorang ingin mengetahui apakah terdapat
perbedaan yang signifikan pada rata-rata kekuatan tarik baja dan kadar karbon
0,1 % sampai dengan 1 %.
Apabila terdapat 10 jenis baja dengan
kadar karbon yang berbeda-beda, analisis akan memakan waktu yang lama apabila
masing-masing jenis baja diperbandingkan satu dengan yang lain. Untuk menjawab
tantangan semacam ini, ilmu statistika memperkenalkan metode analisis
karakteristik beberapa populasi yang disebut dengan analisis variansi. Analisis
varian atau lebih dikenal dengan sebutan Anava adalah jenis analisis statistik
parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan antara 3 kelompok data
(pengamatan) atau lebih. Anava tidak saja mampu menguji perbedaan antara 3
kelompok atau lebih dari satu variabel bebas, tetapi juga bisa untuk
menyelesaikan kelompok-kelompok data yang berasal dari 2 variabel bebas atau
lebih. Anava dengan 1 variabel bebas disebut Anava 1 jalur sedangkan Anava
dengan 2 variabel bebas atau lebih disebut Anava ganda atau Anava faktorial.
Sebagai statistik parametik Anava
dikembangkan dari asumsi-asumsi keparametrikan. Asumsi-asumsi
keparametrikan tersebut antara lain: (1) bahwa sampel harus berasal dari
populasi yang terdistribusikan atau terbesar secara normal, hal ini lebih
dikenal dengan konsep asumsi normalitas, (2) nilai-nilai varian dalam
kelompok-kelompok sampel harus menunjukkan adanya homogenitas, atau lebih
dikenal asumsi homogenitas, (3) data yang akann diolah harus berskala interval
atau rasio, (4) sampel penelitian harus diambil secara random. Kedudukan Anava
dalam uji parametric memiliki peranan yang cukup penting, bukan saja karena
digunakan untuk teknik uji beda, tetapi juga merupakan dasar bagi analisis statistik
parametric yang lain, yaitu dasar komputasi analisis regresi dan analisis
konvariansi.
Sebagaimana ditunjukkan oleh
namanya, Anava selalu berkaitan dengan angka-angka variasi yang disebut dengan
varian. Dalam statistik deskriptif varian dikenal sebagai bentuk kuadrat
standar deviasi. Lebih khusus, Anava akan digunakan untuk menguji prbedaan
antara 3 kelompok data atau lebih dengan menggunakan nilai varian dalam
kelompok dan varian antar kelompok. Fungsi semacam ini mengingatkan pada
analisis uji beda dengan menggunakan teknik-t-tes. Bedanya teknik t-tes hanya
dapat digunakan pada dua kelompok data (pengamatan) dengan menggunakan nilai
rata-rata kelompok sebagai dasar penghitungannya. Akan tetapi Anava dapat
digunakan melakukan uji beda pada 3 kelompok data atau lebih.
Anava untuk sebagian besar akan
menjadi ciri dari analisis sataistik penelitian eksperimental, yaitu suatu
penelitian yang berusaha menguji suatu akibat, efek, pengaruh dari suatu
variabel tertentu terhadap variabellain yang diteliti. Melalui Anava akan
didapatkan suatu harga yang mengindikasikan besarnya pengaruh suatu variabel
terhadap variabel lain yang disebut dengan rasio F atau koefisien F. Lambang F
dalam koefisien tersebut diberikan oleh Snedecor untuk menghormati pencipta
Anava, Ronald Fisher. Sedangkan Snedecor adalah penyusun tabel nilai-nilai F
yang digunakan untuk melihat taraf signifikansi dari hasil-hasil uji Anava.
Dasar pemikiran umum Anava adalah
bahwa harga varian total (total variance) pada populasi dalam suatu pengamatan
(eksperimen) dapat dianalisis menjadi 2 sumber, yaitu varian antar kelompok (between
group variance) dan varian dalam kelompok (within group variance).
Skor varian antar kelompok akan dijadikan pembilang atau nominator sedangkan
skor varian dalam kelompok dimasukkan dalam penyebut atau denominator. Untuk
melakukan interpretasi pada hasil Anava digunakan tabel nilai-nilai F sebagai
kriterianya. Apabila harga F empirik lebih besar atau sama dengan F teoritik
maka diinterpretasikan signifikan, yang artinya terdapat perbedaan antara
kelompok-kelompok data yang diteliti. Sebaliknya apabila F empirik lebih kecil
dari pada F teoritik diinterpretasikan tidak signifikan, yang artinya tidak
terdapat perbedaan antara kelompok-kelompok data yang diteliti. Disamping memiliki
fungsi sebagai alat untuk melakukan uji beda, Anava juga dapat digunakan untuk
mengadakan estimasi dan juga untuk menguji homogenitas data.
·
Kelebihan dan Kekurangan Analisis Variansi
Analisis
variansi sering digunakan untuk menguji hipotesis tentang perbedaan rata-rata
yang signifikan antara dua kelompok atau lebih. Kelebihan analisis varian jika
dibandingkan dengan pengujian t yang berdasarkan perbedaan antara dua rata-rata
adalah pengujian t hanya dapat menguji perbedaan antara kedua rata-rata
tersebut saja. Sehingga untuk lebih dari dua rata-rata (mean) kita harus
melakukan pengujian terhadap masing-masing rata-rata dengan rata-rata lainnya.
Meskipun hal tersebut menyebabkan meningkatnya tingkat kesalahan yang disebut
kesalahan tingkat satu akan semakin berkurang.
Walaupun demikian analisis variansi
memiliki kelemahan, yaitu apabila terdapat perbedaan antar kelompok yang
dianalisis, letak perbedaannya tidak diketahui, apakah antara A, dan B, B dan
C, A dan C dan seterusnya. Selain itu analisis variansi memerlukan paling
sedikit dua kali pengulangan, bahkan empat kali lebih baik. Semakin banyak
pengulangan, kita semakin percaya bahwa informasi rata-rata benar-benar
mencerminkan kenyataan. Untuk mendeteksi perbedaan antar kelompok, analisis
variansi dapat dilanjutkan dengan Scheff’s test, Duncan Multiple Range test,
Tukey’s test, Student-Newman-Keul’s test. Pengecekan melalui suatu
pengujian t untuk masing-masing variabel kurang baik karena semakin sering
dilakukan pengujian t secara simultan, tingkat kepercayaannya semakin turun.
·
Anava Sebagai Alat Estimasi
Melakukan estimasi adalah
menentukan perkiraan apakah nilai-nilai varian yang terdapat pada
kelompok-kelompok sampel memiliki nilai variasi yang sama dengan yang terdapat
pada populasi. Misalnya, kita mendapatkan skor-skor hasil ujian statistik dari
2 kelompok mahasiswa, yaitu laki-laki dan perempuan. Dari penyebaran kelompok
tampak atau diduga bahwa skor hasil ujian mahasiswa perempuan cenderung lebih
heterogen atau memiliki variabilitas yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Persoalannya adalah apakah perbedaan variabilitas ini juga tergambar pada
populasinya? Untuk menjawab hal ini maka tugas kita adalah menghitung rasio
atau perbandingan F estimasi, dengan menggunakan rumus berikut:
Misalkan skor-skor ujian statistik pada kedua kelompok
mahasiswa tersebut dimasukkan dan diolah dalam tabel 6.1 untuk menentukan rasio
F estimasinya.
Tabel 1.Tabel Penolong Untuk Menghitung F Estimasi
adalah sebagai berikut:
Laki-laki
(Lk)
|
Perempuan
(Pr)
|
||
X
|
X2
|
X
|
X2
|
39
45
49
53
57
60
60
61
65
71
78
82
|
1521
2025
2401
1809
6579
3600
3600
3721
4225
5041
6068
6724
|
24
28
31
37
53
59
64
70
75
75
83
90
91
|
576
784
961
1369
2809
3481
4049
4900
5625
5625
6889
8100
8281
|
720
|
4500
|
780
|
53496
|
Sekarang jika lakukan uji
signifikansi dengan memeriksa tabel nilai-nilai F. dengan menggunakan db = 11
dan 12 didapatkan harga F teoritik dari tabel sebesar 2,79 pada taraf 5% dan
4,40 pada taraf 1%. Oleh karena F empirik kita lebih besar dibandingkan F teoritik
pada taraf 5%, maka dapat diestimsikan bahwa skor-skor mahasiswa perempuan pada
populasi juga memiliki tingkat variablitas yang lebih tinggi daripada
laki-laki, sebagaimana yang terjadi pada sampel.
·
Uji Homogenitas
Dalam setiap penghitungan statistik
yang menggunakan Anava harus disertai landasan bahwa harga-harga varian dalam
kelompok bersifat homogen atau relatif sejenis. Homogenitas varian merupakan
asumsi yang penting di dalam penghitungan Anava. Hal ini disebabkan karena pada
hakekatnya Anava digunakan untuk membandingkan varian dalam kelompok yang
berasal dari 3 kategori data atau lebih, dan kategori-kategori tersebut baru
dapat dibandingkan secara adil apabila harga-harga varian pada masing-masing
kategori bersifat homogeny.
Penghitungan homogenitas harga
varian harus dilakukan pada awal-awal kegiatan analisis data. Hal ini dilakukan
untuk memastikan apakah asumsi homogenitas pada masing-masing kategori data
sudah terpenuhi ataukah belum. Apabila asumsi homogenitasnya terbukti maka peneliti
dapat melakukan pada tahap analisis data lanjutan. Akan tetapi apabila tidak
terbukti maka peneliti harus melakukan pembetulan-pembetulan metodologis,
misalnya dengan menambah jumlah sampel, memperkecil harga variabilitas, dan
kalau perlu mengubah desain penelitiannya. Melakukan pengumpulan lagi,
melakukan uji homogenitas lagi, dan setelah asumsi homogenitasnya terpenuhi
dapat dilanjutkan kepada analisis data akhir. Prosedur ini memang memakan
waktu, tetapi akan didapatkan hasil-hasil penelitian yang amat valid. Ada
sementara orang yang melakukan konversi nilai F bila varian dalam kelompok
terbukti tidak homogen, yaitu dengan jalan mengalikan harga p (probable
error) dengan bilangan 2, akan tetapi sesungguhnya cara ini sangat lemah
dari metodologinya.
Prosedur yang digunakan untuk
menguji homogenitas varian dalam kelompok adalah dengan jalan menemukan harga Fmaximum.
Sebagaimana penafsiran pada harga F yang sering digunakan pada uji beda, dimana
bila F terbukti signifikan artinya terdapat perbedaan dan sebaliknya bila tidak
signifikan berarti tidak ada perbedaan. Pada uji homogenitas, harga F yang
diharapkan adalah harga F yang tidak signifikan, yaitu harga F empirik yang
lebih kecil daripada harga F teoritik yang terdapat dalam tabel. Seperti
dijelaskan diatas bahwa makna harga F yang tidak signifikan adalah menunjukkan
tidak adanya perbedaan yang juga bisa diartikan sama, sejenis, tidak heterogen,
atau homogen.
Adapun rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas
varian adalah:
Misalkan kita memiliki 3 kelompok data skor-skor ujian
statistik dari kelas A, B, dan C. Skor-skor tersebut dimasukkan dan diolah
dalam tabel 6.2 untuk menemukan rasio Fmaximum.
Tabel 2.Tabel Kerja Untuk Menghitung Fmaximum.
A
|
B
|
C
|
|||
X
|
X2
|
X
|
X2
|
X
|
X2
|
63
47
67
81
|
3969
2209
4489
6561
|
43
28
31
37
|
1849
784
961
1369
|
53
61
41
43
|
2809
3721
1681
1849
|
258
|
17228
|
139
|
4963
|
198
|
10060
|
Sekarang kita lakukan uji
signifikansi dengan memeriksa tabel nilai-nilai F. dengan menggunakan db = 3
didapatkan harga F teoritik dari tabel sebesar 9,28 pada taraf 5% dan 29,46
pada taraf 1%. Oleh karena F empirik kita lebih kecil dibandingkan F teoritik,
maka dapat diinterpretasikan bahwa hara F empirik tidak signifikan, yang
berarti bahwa harga varian dalam masing-masing kelompok adalah homogen.
·
Analisis Varian 1 Jalur
Anava 1 jalur adalah teknik
statistik parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan antara 3 atau lebih
kelompok data berskala interval atau rasio yang berasal dari 1 variabel bebas.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk menghitung Analisis varian 1 jalur adalah
sebagai berikut:
- Menghitung jumlah kuadrat (sum of squares) total (Jkt), antar kelompok (Jka), dan dalam kelompok (Jkd). untuk menghitung masing-masing harga Jk digunakan rumus sebagai berikut: dimana disebut juga dengan suku koreksi (sk) atau correction (c)
2.
Menghitung derajat kebebasan (degree of freedom)
total (dbt), antar kelompok (dba) dan dalam kelompok (dbd),
dengan rumus: dimana N = jumlah subyek, K = jumlah kelompok data.
3.
Menghitung rata-rata kuadrat (mean of square)
antar kelompok (Rka), dan dalam kelompok (Rkd), dengan
rumus:
4.
Menghitung perbandingan atau rasio F dengan rumus:
Melakukan interpretasi dan uji
signifikansi pada rasi F yang diperoleh dengan membandingkannya d dengan harga
F teoritik yang terdapat dalam tabel nilai-nilai F. Rasio F yang diperoleh
disebut F empirik (Fe) sedangkan harga F yang terdapat dalam tabel
disebut dengan F teoritik (Ft). Apabila maka
diinterprestasikan signifikannya berarti terdapat perbedaan, dan apabila
maka diinterprestasikan tidak signifikan yang lebih tidak terdapat
perbedaan diantara kategori data yang diteliti. Sedangkan prosedur untuk
melihat tabel nilai F adalah dengan menggunakan dba sebagai
pembilang dan dbd sebagai penyebut.
Contoh :
Contoh, seorang peneliti ingin
melakukan penelitian eksperimen untuk menguji perbedaan efektivitas dari 3
metode pengajaran bahasa Inggris, yaitu metode (A) melalui tatap muka secara
regular di dalam kelas, metode (B) menggunakan permainan, dan metode (C) dengan
menggunakan home stay yaitu tinggal dan belajar bersama orang asing.
Lima belas mahasiswa diambil secara random dibagi tiga dan dimasukkan ke dalam
masing-masing metode. Pada akhir masa eksperimen para siswa tersebut diukur
kemampuan Bahasa Inggrisnya. Misalnya skor-skor kemampuan Bahasa Inggris dari
tiga kelompok siswa tersebut adalah sebgai berikut:
Metode A : 19
12
14
16 15
Metode B : 25
21
23
26 20
Metode C : 26
28
25
29 30
Untuk menganalisis perbedaan
efektifitas 3 macam metode pengajaran tersebut, berturut-turut harus
dipersiapkan tabel penolong untuk, menghitung Jk, Rk, db dan rasio F.
Tabel 3.Tabel Penolong untuk Menghitung Anava 1 Jalur
Metode A
|
Metode B
|
Metode C
|
Total
|
||||
19
12
14
16
15
|
361
144
196
256
225
|
25
21
23
26
20
|
625
441
529
676
400
|
26
28
25
29
30
|
676
784
625
841
900
|
70
61
62
71
65
|
1662
1369
1350
1773
1525
|
76
|
1182
|
115
|
2671
|
138
|
3826
|
329
|
7679
|
Berdasarkan harga-harga yang
diperoleh dari tabbel 6.3 tersebut dapat dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
- Menghitung
- Menghitung Rka dan Rkd
- Menghitung rasio F
- Melakukan uji signifikansi
Dengan menggunakan dba =
2 dan dbd = 12 didapatkan harga F teoritik dalam tabel nilai-nilai F
sebesar 3,88 pada taraf 5% dan 6,93 pada taraf 1%. Berdasarkan harga F teoritis
dapat dibuktikan bahwa F empirik sebesar 33,70 lebih besar daripada F teoritik
baik pada taraf 5% maupun taraf 1%. Dengan demikian dapat diinterpretasikan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kememapuan Bahasa Inggris para
siswa setelah dilakukan pengajaran dengan metode yang berbeda. Kesimpulan lebih
lanjut yang dapat ditemukan adalah bahwa metode C merupakan yang paling efektif
untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris yaitu dengan harga rata-rata 27,6
dan kemudian disusul metode B dengan rata-rata 23, selanjutnya metode A dengan
nilai rata-rata 15,2.
Membuat tabel ringkasan Anava seperti Tabel 6.4
berikut:
Tabel 4.Tabel Ringkasan Analisis varian satu jalur
Sumber
|
Jk
|
db
|
Rk
|
F empirik
|
F teoritik
|
Interpretasi
|
Antar kel.
Dalam kel.
|
392,93
70
|
2
12
|
196,965
5,83
|
33,70
|
3,88(5%)
6,93(1%)
|
Signifikan
Signifikan
|
Total
|
462,93
|
14
|
-
|
-
|
-
|
-
|
BAB
III
KESIMPULAN
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa
analisis varian adalah suatu metode untuk menguraikan keragaman total data
menjadi komponen-komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman. Adapun
tujuan dan tipe analisis varian diantaranya :
·
Tujuan Analisis
Varian
Untuk
menempatkan variabel-variabel bebas penting di dalam suatu studi Untuk
menentukkan bagaimana mereka berinteraksi dalam mempengaruhi jawaban (Mendel
hell dan reinmuth, 1982. hal: 542)
·
Tipe
Analisis varian
Analisis Varian memiliki dua tipe
yaitu :
1. Analisis varian 1 arah
Analisis varian 1arah yaitu suatu metode untuk menguraikan keragaman total
data menjadi komponen-komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman dengan
menggunakan One-Way ANOVA dengan satu perlakuan.
2. Analisis varian 2 arah
Analisis varian 2 arah yaitu suatu metode untuk menguraikan keragaman total
data menjadi komponen-komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman dengan
menggunakan One-Way ANOVA dengan dua perlakuan.
ConversionConversion EmoticonEmoticon