BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
tahun 1959 menurut Charles R. Keller IPS adalah suatu paduan dari sejumlah
ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh
ketentuan/disiplin/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan
pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran
sekolah dengan tujuan memperbaiki mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan
kemanusiaan kemasyarakatan. Revolusi studi sosial yang dikemukakan Charles R.
Keller menganalisis kurikulum yang ada di sekolah-sekolah. Dia mengidentifikasi
dengan membuat suatu pendekatan penelitian dengan siklus untuk sekolah dari
jenjang SD sampai dengan SMA, yang hasilnya dia menekankan bahwa dari Komite
Ilmu-ilmu Sosial menekankan perlu adanya perubahan dan percobaan untuk membuat
suatu sistem atau program yang baru.
Dewan Nasional Untuk Studi Sosial (NCSS) mendefinisikan
ilmu sosial sebagai studi
terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk mempromosikan kompetensi
sipil. Dalam program sekolah, studi sosial menyediakan terkoordinasi, studi
sistematis menggambar atas disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi,
ekonomi, geografi, sejarah, hukum,
filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, serta konten yang
sesuai dari humaniora, matematika, dan ilmu alam. Tujuan utama dari ilmu sosial
adalah untuk membantu kaum muda membuat keputusan dan beralasan untuk
kepentingan publik sebagai warga suatu masyarakat demokratis budaya yang beragam
dalam sebuah dunia yang saling tergantung.
Tujuan dari penelitian sosial adalah promosi sipil
kompetensi
pengetahuan,
proses intelektual, dan disposisi demokratis diperlukan siswa untuk aktif dan
terlibat peserta dalam kehidupan publik. Dengan membuat kompetensi kewarganegaraan
suatu tujuan utama, NCSS menekankan pentingnya mendidik siswa yang berkomitmen
untuk ide-ide dan nilai-nilai demokrasi. Kompetensi Civic terletak pada
komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi , dan mengharuskan warga memiliki kemampuan
untuk menggunakan pengetahuan mereka tentang komunitas mereka, bangsa, dan
dunia ; untuk menerapkan proses penyelidikan ; dan untuk menggunakan
keterampilan pengumpulan data dan analisis , kolaborasi, pengambilan keputusan,
dan pemecahan masalah. Orang-orang muda yang memiliki pengetahuan, terampil,
dan berkomitmen untuk demokrasi diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
cara demokrasi kita hidup, dan berpartisipasi sebagai anggota dari komunitas
global.
B. Rumusan Masalah
Maka
rumusan dalam pembuatan makalah ini adalah bagaimana memahami tentang studi
sosial di dalam ruang lingkup studi sosial sebagai ilmu pengetahuan.
C. Tujuan
Dari
rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui studi
sosial sebagai ruang lingkup studi sosial sebagai ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan Studi Sosial
Ilmu
sosial dasar adalah ilmu pengetahuan untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia tentang masalah-masalah sosial yang terjadi pada
masyarakat dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, dan teori)
yang berasal dari gabungan disiplin ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu sosial tersebut
adalah : sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikokologi
sosial. Dengan begitu antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu sosial dasar tidak ada
perbedaan yang prinsipil.
Ilmu
sosial dasar memberikan dasar-dasar pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat
kepada mahasiswa, yang diharapkan cepat tanggap serta mampu menghadapi dan
memberi alternatif pemecahan masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga
mahasiswa dapat berperan serta dalam mewujudkan hubungan yang harmonis kepada
masyarakat.
Ilmu
sosial dasar menyajikan pemahaman mengenai hakekat manusia sebagai makhluk
sosial dan masalah—masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan yang
melihat sasaran studinya sebagai suatu masalah obyektif dan subyektif. Dengan
menggunakan kacamata obyektif berarti konsep dan teori yang berkenaan dengan
hakekat manusia dan masalahnya yang telah dikembangkan dalam ilmu-ilmu
sosial akan digunakan.
Sedangkan
menurut kacamata subyektif, masalah-masalah yang dibahas tersebut akan dikaji
menurut perspektif masyarakat yang bersangkutan dan dibandingkan dengan
kacamata pengkaji atau mahasiswa. Masalah-masalah sosial tersebut nantinya akan
menemui titik temu untuk diatasi dan diperbaiki bersama.
Dengan
penggabungan kacamata obyektif dan subyektif akan mewujudkan adanya kepekaan
mengenai masalah-masalah sosial yang disertai dengan rasa tanggung jawab dalam
kedudukannya sebagai masyarakat ilmiah dan warga negara Indonesia. Oleh karena
itu seluruh lapisan masyarkat diharapkan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial,
agar stabilitas keamanan tetap terjaga.
Yang
membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya bahwa masalah sosial selalu
ada kaitannya dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial. Menurut
masyarakat, masalah sosial adalah segala sesuatu yang menyangkut kepentingan
umum. Sedangkan menurut para ahli, adalah suatu kondisi atau perkembangan dalam
masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulkan
kekacauan terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Misalnya,
pedagang kaki lima menurut definisi umum bukanlah masalah sosial karena
pedagang tersebut berupaya mencari nafkah untuk keluarganya dan memberikan
pelayanan kepada warga pada taraf hidup tertentu. Tetapi bagi perencana kota,
pedagang kaki lima tersebut merupakan sumber kekacauan dan kemacetan lalu
lintas dan peluang kejahatan.
Masalah-masalah sosial yang dihadapi masyarakat tidaklah
sama, hal ini disebabkan perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan masyarakat
dan keadaan lingkungan alam dimana masyarakat itu hidup. Masalah-masalah tersebut
dapat berupa masalah sosial, moral, politik, ekonomi, agama, dll.
Kegiatan-kegiatan
sosial yang mendatangkan manfaat yang dilakukan bersama oleh masyarakat dapat
mewujudkan kondisi yang harmonis diantara masyarakat. Kemudian dapat mengurangi
kesenjangan dan kecemburuan sosial. Masyarakat harus bersatu dalam mengatasi
masalah-masalah sosial yang terjadi. Oleh karena itu, ilmu sosial dasar harus
dipelajari oleh mahasiswa agar dalam kehidupan dalam masyarakat, mahasiswa
telah mengerti dan memahami cara untuk mengatasi masalah-masalah sosial.
Mahasiswa
tidak hanya dituntut untuk menguasai bidang ilmu yang sedang dipelajari, namun
mahasiswa juga harus dapat peka terhadap denyut kehidupan, kebutuhan, serta
perkembangan masyarakat. Ilmu sosial dasar harus dapat diterapkan dalam setiap
mahasiswa agar mahasiswa memiliki kepribadian yang tidak hanya ahli dalam
bidang profesinya tetapi juga mampu menerapkan ilmunya dalam kehidupan
masyarakat.
B. Tujuan Ilmu Sosial Dasar
Tujuan
ilmu sosial dasar adalah memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial dan
lebih memahami dan menyadari bahwa setiap kenyataan sosial dan masalah sosial
ada dalam masyarakat dan selalu bersifat kompleks, kita hanya bisa memahaminya
secara kritis. Untuk itulah ilmu sosial dasar mempunyai peran penting agar
mahasiswa memiliki bekal yang cukup dalam hidup bermasyarakat.
Masalah
sosial yang terjadi pada masyarakat bersifat kompleks, tidak dapat diduga-duga,
dan banyak sesuatu yang tersembunyi. Untuk itu mahasiswa harus berfikir kritis
dan dijaksana dalam menanggapinya. Ilmu sosial dasar memberikan wawasan kepada
mahasiswa untuk dapat menjawab setiap permasalahan yang terjadi pada
masyarakat. Mahasiswa hanya perlu memikirkan bagaimana menemukan solusi untuk
menghadapi masalah sosial.
Kemudian
ilmu sosial dasar juga bertujuan untuk membantu perkembangan wawasan pemikiran
dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas.
Dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan
terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia
dalam menghadapi manusia lainnya. Mahasiswa membutuhkan wawasan yang luas
mengenai sikap dan tingkah lakunya agar dapat menerapkan ilmunya kepada
masyarakat luas.
Sikap
dan tingkah laku mahasiswa ditentukan dari pergaulan mereka sehari-hari.
Mahasiswa harus dapat memilih pergaulan yang sehat dan dapat memberikan manfaat
yang baik. Mahasiswa harus mempunyai wawasan mengenai sikap dan tingkah laku
yang baik yang dipakai ketika mereka berhubungan dengan orang lain. Hal ini
diperlukan agar menjadi mahasiswa yang berkualitas, tidak hanya kepandaiannya
mengenai ilmu pengetahuan tetapi juga harus pandai dalam bersikap.
Pengabdian
mahasiswa kepada masyarakat sangat diperlukan, mengingat keterbatasan sumber
daya manusia yang minim pada masyarakat tersebut. Mahasiswa dapat membantu
masyarakat dengan menerapkan ilmunya yang telah mereka pelajari selama di
bangku kuliah. Selain itu masyarakat juga harus aktif di dalam pembangunan
daerahnya.
Mahasiswa
yang sukses adalah mahasiswa yang dapat berwirausaha dan mempekerjakan
masyarakat sekitar, agar daerah tersebut tidak tertinggal. Mahasiswa dan
masyarakat dapat bekerjasama dalam membangun daerah. Dengan bekerjanya
masyarakat, maka mahasiswa telah menaikkan perekonomian masyarakat dan
masyarakat dapat hidup layak.
Selain
itu ilmu sosial dasar bertujuan membantu kepribadian mahasiswa agar mampu
berperan kepada bangsa dan Negara, dan agama. Mahasiswa dapat memberikan
kontribusinya kepada bangsa dan negara dengan melalui penciptaan alat-alat yang
berguna di masa yang akan datang, berprestasi di kancah internasional, dan
mengabdikan seluruh jiwa dan raganya. Dengan begitu bangsa dan Negara akan
menjadi besar, maju, dan diperhitungkan oleh bangsa lain.
Peran
mahasiswa kepada agama adalah agar kepribadian mahasiswa tidak menyimpang dari
ajaran agamanya. Agama dibutuhkan sebagai pengatur hidup manusia. Ketika
mahasiswa sedang melakukan susuatu, mereka sudah tahu mana yang boleh dilakukan
dan mana yang tidak boleh dilakukan. Kepribadian mahasiswa akan berkembang
dengan baik bila mereka dapat mengaplikasikan ilmunya yang disertai dengan
ajaran agamanya.
Lalu
ilmu sosial dasar memiliki tujuan untuk memberi ilmu pengetahuan dasar kepada
mahasiswa agar mereka mampu berpikir interdisipliner/ antar ilmu pengetahuan.
Hal ini diperlukan untuk memudahkan mahasiswa berkomunikasi dengan orang lain.
Pengetahuan dasar yang luas akan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat
mengembangkan potensi yang besar kepada lingkungan sekitarnya.
Komunikasi
sangat penting dikuasai olesh setiap mahasiswa, karena dengan komunikasi yang
baik kepada orang lain maka mereka akan dapat mengembangkan seluruh petensinya
dan agar dapat diterima oleh masyarakat dengan baik. Komunikasi dipakai untuk
mengajak masyarakat untuk dapat mandiri dan mensosialisasikan suatu temuan
ilmiah yang dapat dimanfaatkan bersama-sama untuk kepentingan umum. Untuk itu
mahasiswa dapat memahami peranan komunikasi dan fungsinya, agar suatu saat
nanti tidak menimbulkan masalah sosial lainnya.
Kesimpulan
yang dapat diambil dari materi ini adalah ilmu sosial memiliki banyak manfaat
khususnya kepada mahasiswa. Ilmu sosial dasar memberikan wawasan dan
pengetahuan yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat. Kemudian
masalah-masalah sosial dapat diselesaikan dengan ilmu sosial dasar. Untuk itu
mahasiswa harus dapat memahami dan menerapkan ilmu sosial dasar dalam kehidupan
sehari-hari.
C. Revisi
IPS: Apa yang dibutuhkan?
Tiga istilah "struktur,"
"keseluruhan," dan "ruang lingkup dan urutan" merupakan
istilah yang hampir tidak dapat dipisahkan, dalam artikel ini Profesor Paul R.
Hanna dari Stanford University. Hanna berpendapat bahwa ".. anak adalah
psikologis yang secara membantu ketika kita memulai studi sistematis sekolah
dalam kelompok dengan mengamati dan generalisasi tentang pola budaya daripada
berkonsentrasi pada jenjang terpisah ilmu sosial ditarik keluar dari budaya....
" Rencana ia menyajikan atau memanfaatkan masyarakat yang berkembang
sebagai unsur pemersatu kebutuhan. Tingkat dasar, "dasar kegiatan
manusia" (hal ilmu-ilmu sosial) disajikan hanya sebagai alat bantu dalam
memahami berbagai kelompok disajikan khusus untuk studi.
Meskipun
penulis bersangkutan dengan konten, itu penting untuk dicatat bahwa studi yang berurutan
direncanakan dan isinya tidak menyediakan struktur programnya. Banyak pembaca
telah dianggap generalisasi yang Hanna identifikasi dalam karya-karya lain
sebagai keprihatinan utama dan telah diabaikan penekanan nya yang didalamnya perlunya
sistem yang tersistematis. Hanna percaya bahwa hanya rencana (desain) yang
melalui sistematis akan membawa perhatian pada hubungan antara bagian-bagian
untuk keseluruhan yang membuat mereka menjadi berarti dan mempunyai kohesi yang
cukup. Sesuai dengan pandangan ini, ia juga memaparkan permohonan kuat dimana pendidik,
sejarawan, dan ilmuwan sosial tim untuk menghasilkan alternatif melalui program-program dari sekolah dimana
sistem dapat memilih upaya nasional untuk meningkatkan studi sosial sebagai program
sekolah kami. Kritikus pendidikan, Endly, telah lama memohon untuk hal yang
lebih besar dari konten dasar dan proses ilmu sosial dan IPS sebagai kurikulum
sekolah. Klaim yang dibuat bahwa penggunaan seperti ilmu sosial dan sejarah
penting dalam penyusunan warga yg berperan dalam bertanggung jawab secara
ekonomi, sosial dan politik.
Perencanaan yang
mencatat campuran harapan dan keuntungan begitu mengesankan dibuat
selama lima atau enam tahun dalam revisi program sekolah seperti matematika,
fisik dan ilmu biologi dan bahasa asing. Proyek-proyek nasional ini telah
disalurkan melalui National Science
Foundation, UU Pendidikan Pertahanan Nasional Amerika Serikat kantor
pendidikan, yayasan swasta, beberapa Asosiasi pendidikan dalam disiplin konten,
dan Asosiasi guru profesional. Hasil serentak Nasional diakui sebagai struktur yang
cemerlang atau desain untuk matematika, Sains, dan bahasa. Kurikulum ini telah
diciptakan. Instruksional panduan dan kebutuhan murid telah diproduksi sangat
banyak dan dibuat tersedia untuk mereka memilih sekolah.
Tapi sekarang jelas yang bekerja di sekolah dalam program
studi sosial akan bijaksana jika penyambutan Nasional sebagai keprihatinan
orang awam, pemerintah, dan ilmuwan sosial dan sejarawan untuk perbaikan IPS.
Antara yang lebih layak upaya tersebut saat ini adalah dengan merevisi program
studi sosial, ini tampaknya sedikit menjanjikan:
1. Proyek IPS
kantor pendidikan Amerika Serikat.
2. Dukungan
ilmu sosial di bawah naungan program perbaikan konten dari National Science Foundation.
3. Ilmu sosial
dan ilmu-ilmu sosial publikasi disponsori oleh American Council oleh masyarakat dan Dewan Nasional ilmu-ilmu
sosial.
4. Beberapa
tugas yang ada di tempat kerja terpisah dari program studi sosial; misalnya.
Assosiasi ekonomi Amerika, Perhimpunan Ahli geografi dan Dewan Nasional geografis
pendidikan; Asosiasi Antropologi Amerika; American Association sosiologis;
Asosiasi dan kelompok lain.
Salah satunya tidak bisa menjadi suatu
kabar kegembiraan bahwa kita sebagai bangsa yang berkembang menyadari tempat
sentral ilmu sosial konten dan proses yang pantas di sekolah. Tetapi sejauh
upaya yang dilakukan ditandai dengan kurangnya semua perjanjian pada kedua
ujungnya dan kurang berarti. Setiap kelompok yang mendiskriminasi masalah
kurikulum sekolah yang baik atau terlalu nyaman telah diberikan tugas yang sulit
dimana semua struktur studi sosial telah dilakukan secepatnya dan sengaja dalam
pelaksanaan tugasnya tertentu menguraikan isi kursus dalam satu disiplin
(misalnya, ekonomi) atau untuk salah satu divisi sekolah (misalnya, kursus
kelas sembilan di geography). Prestasi yang kami dapat dalam lingkup dan urutan
koordinasi ilmu-ilmu sosial program dari TK mempunyai tingkatan yang sedikit. Sangat
sedikit proyek yang dimulai dengan sebuah desain. Beberapa kemungkinan bahkan
menolak setiap pendekatan yang terkoordinasi. Satu yang tampak sia-sia yaitu proposal
pada lingkup dan urutan yang memiliki kelembagaan atau organisasi dukungan.
Tidak sejak Dewan Nasional untuk ilmu-ilmu sosial dibawa keluar pada tahun 1939
volume berjudul Masa depan dari program studi sosial kita telah tersedia di
salah satu sumber berbagai proposal untuk penataan persembahan IPS sekolah. Banyak
usaha revisi dari ilmu-ilmu sosial, setiap melanjutkan suatu desain tanpa melihat
manfaat dari "sistem pendekatan," set teori", atau kekhawatiran
kurikulum keseimbangan, koordinasi dan artikulasi. Kekurangan apapun seperti
perencanaan, misalnya kemungkinan kecil pernah terjadi, dari gagasan ini
tersebar dan tidak terkait.
Dipahami bahwa pada awalnya sedikit saja
jika ada teori ilmu sosial yang menganjurkan akan satu dan hanya satu tingkatan
yang ditandai dengan tanda di semua sekolah. Kami telah mendemokrasikan dengan
keragaman nasional. Kami di sini tidak menganjurkan "semua atau tidak
ada." Sebaliknya, kami mengusulkan bahwa satuan tugas masing-masing
menunda merancang komponen sampai tim telah mengusulkan bahwa sistem pendekatan
yang jelas untuk semua struktur sosial pendidikan di mana gugus tugas yang baik
dapat memuat konten dan proses sendiri. Untuk mulai bekerja dengan indikator
yang tidak terkait (misalnya kelas kedua belas program dalam antropologi)
tampaknya kita tidak dapat untuk memberikan banyak harapan dengan membuat
peningkatan sekolah dengan program studi sosial.
Kami menganjurkan upaya yang
dilakukan oleh Nasional bahwa untuk dapat meningkatkan program studi sosial
menjadi suatu ciri atau icon terhadap pendekatan keilmuan. Desain ini
diharapkan dapat komprehesif, serta holistik yang dimana keduanya berimbang
dalam penerapannya kelak. Memang, kita harus menciptakan desain dengan masing-masing
mekanisme yang terus-menerus: (1) untuk mengevaluasi program di kelas; (2) untuk memindai ilmu sosial dan
sejarah sebagai suatu konten yang baru atau berproses, dan (3) untuk memberi
kembali temuan kami untuk meningkatkan masing-masing desain. Tapi desain kami
harus berada di awal atau kita tidak menjustifiikasi terlebih dahulu proyek merupakan
suatu kecocokan ataupun suatu kegagalan.
Kita mulai dengan asumsi bahwa sifat
kapasitas anak untuk belajar adalah hasil dari sebanyak pengalaman sebelumnya
karena mereka merupakan faktor genetik. Orang-orang yang percaya bahwa anak mempunyai
sifat yang terbatas dalam apa yang dapat ia pelajari, dan mereka memberikan
bukti norma-norma Nasional nilai prestasi dalam ilmu-ilmu sosial. Tapi
bagaimana kita bisa menggunakan ukuran saat ini yang merupakan isi dari pikiran
seorang anak sebagai dasar untuk menilai kapasitasnya untuk belajar ketika
konten yang ada dalam sistem saraf anak telah terbatas pada pengalaman yang
tidak memadai, parsial dan terstruktur dalam ilmu-ilmu sosial yang telah anak alami? Satu kemungkinan juga dapat dinilai
dari kapasitas maksimum anak dalam mengangkat berat 25 pon dan anak menilai
atau membuat suatu asumsi dalam pengamatannya. Kita tidak akan pernah tahu
kapasitas anak Amerika dalam proses pembelajaran dan juga berperilaku dengan
bijak dalam persoalannya dalam melakukan sesuatu yang terbaik dalam membuat
program yang komprehensif konten studi sosial dan dapat memanfaatkan proses
belajar-mengajar menjadi suatu yang terbaik yang pernah ada. Generasi muda
dipilih dengan baik dan sangat memotivasi pengalaman, dan membantu mereka untuk
mengekstrak maksud lebih dari pengalaman tersebut, kemudian, kita hanya akan
siap jika dalam menerapkan langkah-langkah yang mungkin tersuggest dengan sesuatu
dalam kapasitas murid-murid yang belajar menjadi makhluk yang cerdas dan
efektif dalam pembelajaran ekonomi, sosial, dan politik.
Kami memegang peranan penting bahwa
ada manfaat dalam menyediakan semua pemuda dengan pengalaman yang membantu
mereka melihat pola budaya dimana mereka hidup; kami menganjurkan pada awal
sekolah tingkat studi holistik laki-laki yang hidup di masyarakat; Kami percaya
bahwa sebuah awal memungkinkan kemudian dinilai sekunder atau perguruan tinggi merupakan
suatu pemisahan beberapa ilmu sosial dan sejarah ke dalam studi yang lebih
intensif dan bermakna. Jika kita memulakan program studi sosial di sekolah
dasar dengan bersatu, terkoordinasi, holistik studi hubungan man-to-man, maka kami berpendapat bahwa
kita dapat melanjutkan di sekolah tinggi untuk menjadi lebih atomistik dalam
penelitian kronologis sejarah, hubungan spasial pelajaran geografi atau dalam
generalisasi dan proses dalam setiap disiplin studi ilmu sosial.
Kami mengusulkan pergerakan
konfigurasi atau Gestalt masyarakat terhadap komponen yang terbentuk terhadap seluruh
masyarakat yang lebih luas. Kami percaya ada pertumbuhan dimana bukti dari ilmu
kedokteran yang mendukung gagasan bahwa kebutuhan pelajar di awal untuk
memiliki akses ke struktur ke semua bidang yang ia masukkan. Bruner, Galanter,
Hebb, Miller dan Pribram berada diantara mereka yang menunjukkan hubungan dasar
rencana, struktur dan organisasi untuk belajar yang efektif. Mereka mengusulkan
untuk memulai kursus terpisah dalam keilmuan sejarah, geografi, Sosiologi,
antropologi, ekonomi dan ilmu politik di sekolah kelas dasar tampaknya kita
melanggar keputusan kepala psikologis yang lebih berpengalaman dengan rencananya
holistik dan struktur sebagai bidang yang mendahului pengalaman dengan rencana
parsial dan struktur dari komponen. Sebab setiap ilmu sosial dan sejarah
memiliki cara pandang yang khusus di bidang umum orang-orang yang hidup dalam
masyarakat, kami percaya psikologis anak sangat membantu, ketika kita memulai
studi sistematis sekolah dalam kelompok dengan mengamati dan menggeneralisasi
tentang pola budaya total dari pada thread
yang terpisah dari ilmu sosial dalam mengeluarkan budaya baru.
Kami segera mengatakan dengan tegas
bahwa penjelasan di atas bukan merupakan suatu perdebatan untuk penolakan
program IPS SD konten sebagai suatu proses. Sebaliknya, kita memiliki
kekurangan Program pada sekolah dasar di masa lalu karena gagal untuk
menanamkan program yang cukup ideal mengenai
ilmu sosial dan sejarah. Upaya revisi harus menemukan cara untuk menempatkan
disiplin
D. Struktur Kurikulum Studi Sosial
Standar kurikulum untuk studi sosial menyediakan kerangka
kerja untuk musyawarah profesional dan perencanaan tentang apa yang harus
terjadi dalam program IPS di kelas pra - K melalui 12 Dewan Nasional . Untuk
Ilmu Sosial pertama kali diterbitkan standar kurikulum nasional pada tahun 1994
. Sejak itu, sosial studi standar telah banyak dan berhasil digunakan sebagai
kerangka kerja untuk guru, sekolah , kabupaten , negara bagian, dan
negara-negara lain sebagai alat untuk kurikulum keselarasan dan pembangunan .
Namun, banyak yang berubah di dunia dan di bidang pendidikan sejak standar
kurikulum aslinya diterbitkan . Standar revisi ini mencerminkan keinginan untuk
melanjutkan dan membangun harapan yang ditetapkan dalam standar asli untuk
studi sosial yang efektif di kelas-kelas dari pra - K sampai 12. Revisi ini
menggabungkan penelitian saat ini dan saran untuk perbaikan dari banyak praktisi
yang berpengalaman.
Standar yang telah direvisi terus difokuskan pada sepuluh
tema, seperti standar aslinya. Tema-tema ini diuraikan dalam Bab 2. Mereka
mewakili cara mengelompokkan pengetahuan tentang pengalaman manusia, dan mereka
merupakan pengorganisasian helai benang yang harus melalui program studi sosial,
dari kelas pra - K sampai dengan 12, yang sesuai pada setiap tingkat.
Kesepuluh tema
adalah :
Melalui studi budaya dan keragaman budaya , peserta didik
memahami bagaimana manusia membuat, belajar, berbagi , dan beradaptasi dengan
budaya , dan menghargai peran budaya dalam membentuk kehidupan mereka dan
masyarakat , serta kehidupan dan masyarakat lain. Di sekolah, tema ini biasanya
muncul dalam unit dan kursus yang berhubungan dengan geografi, sejarah,
sosiologi, dan antropologi, serta topik multikultural di seluruh kurikulum.
Kontinuitas,
Dan Perubahan
Melalui studi tentang masa lalu dan warisannya , peserta
didik memeriksa lembaga , nilai-nilai , dan keyakinan dari orang di masa lalu ,
memperoleh keterampilan dalam penelitian sejarah dan interpretasi , dan
memperoleh pemahaman tentang bagaimana peristiwa sejarah penting dan telah
membentuk perkembangan dunia modern . Tema ini muncul dalam kursus dalam
sejarah , serta dalam penelitian sosial lainnya kursus yang pengetahuan tentang
masa lalu adalah penting.
Tempat, Dan
Lingkungan
Tema ini membantu peserta didik untuk mengembangkan
pandangan spasial dan perspektif dunia, untuk memahami di mana orang-orang ,
tempat , dan sumber daya berada dan mengapa mereka ada di sana , dan untuk
mengeksplorasi hubungan antara manusia dan lingkungan . Di sekolah, tema ini
biasanya muncul dalam program yang berhubungan dengan geografi dan wilayah
studi, tetapi juga penting untuk studi dimensi geografis studi sosial lainnya
subyek.
Individual
Pengembangan Dan Identitas
Identitas pribadi dibentuk oleh keluarga, teman sebaya,
budaya, dan pengaruh institusional. Melalui tema ini, siswa memeriksa
faktor-faktor yang mempengaruhi individu identitas pribadi, pengembangan , dan
tindakan. Tema ini biasanya muncul dalam program dan unit yang berhubungan
dengan psikologi, antropologi, dan sosiologi.
Individuals,
Kelompok, Dan Insititutions
Lembaga seperti keluarga dan organisasi kemasyarakatan,
pendidikan, pemerintah, dan agama, memberikan pengaruh besar pada kehidupan
masyarakat. Tema ini memungkinkan siswa untuk memahami bagaimana
lembaga-lembaga yang dibentuk, dipelihara, dan berubah, dan untuk menguji
pengaruh mereka. Di sekolah, tema ini biasanya muncul dalam unit dan kursus
yang berhubungan dengan sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu politik, dan
sejarah.
Kekuatan, Kewenangan, Dan Pemerintahan
Salah satu komponen penting dari pendidikan
kewarganegaraan adalah pemahaman tentang perkembangan sejarah dan bentuk kontemporer
kekuasaan, kewenangan, dan tata kelola. Melalui tema ini, peserta didik menjadi
akrab dengan tujuan dan fungsi pemerintahan, ruang lingkup dan batas-batas
kewenangan, dan perbedaan antara sistem politik yang demokratis dan non -
demokratis. Di sekolah, tema ini biasanya muncul dalam unit dan kursus yang
berhubungan dengan pemerintah, sejarah, kewarganegaraan, hukum, politik, dan
ilmu sosial lainnya.
Production,
Distribusi, Dan Konsumsi
Tema ini menyediakan untuk studi tentang bagaimana orang mengatur
untuk produksi , distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, dan mempersiapkan
siswa untuk studi isu-isu ekonomi domestik dan global. Di sekolah, tema ini
biasanya muncul dalam unit dan kursus yang berhubungan dengan konsep-konsep
ekonomi dan isu-isu , meskipun itu juga penting untuk studi dimensi ekonomi
studi sosial lainnya subyek.
Science,
Teknologi, Dan Masyarakat
Dengan mengeksplorasi hubungan antara ilmu pengetahuan,
teknologi, dan masyarakat , siswa mengembangkan pemahaman tentang kemajuan masa
lalu dan sekarang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dan dampaknya. Tema ini
muncul dalam berbagai studi sosial program, termasuk sejarah, geografi,
ekonomi, kewarganegaraan, dan pemerintah.
Sambungan
Global
Realitas saling ketergantungan global memerlukan
pemahaman tentang hubungan global yang semakin penting dan beragam di kalangan
masyarakat dunia . Tema ini mempersiapkan siswa untuk mempelajari isu-isu yang
timbul dari globalisasi . Ini biasanya muncul dalam unit atau program yang
berhubungan dengan geografi, budaya, ekonomi, sejarah, ilmu politik,
pemerintah, dan teknologi.
Cita-Cita Civic
Dan Praktik
Pemahaman tentang cita-cita dan praktek sipil sangat
penting untuk partisipasi penuh dalam masyarakat dan merupakan komponen penting
dari pendidikan kewarganegaraan. Tema ini memungkinkan siswa untuk belajar
tentang hak dan kewajiban warga negara demokrasi, dan untuk menghargai pentingnya
kewarganegaraan aktif. Di sekolah, tema biasanya muncul dalam unit atau program
yang berhubungan dengan kewarganegaraan , sejarah, ilmu politik, antropologi
budaya, dan bidang-bidang seperti penelitian global, pendidikan yang berkaitan
dengan hukum, dan humaniora.
Tema-tema yang saling terkait, dan kursus sekolah dalam
disiplin ilmu-ilmu sosial cenderung menyentuh pada lebih dari satu tema .
Sebagai contoh, penggunaan standar NCSS mungkin mendukung rencana untuk
mengajarkan tentang topik Perang Sipil AS dengan menggambar pada tiga tema yang
berbeda : Theme 2 (Time , Kontinuitas Dan Perubahan ) ; Theme 3 (Orang, Tempat,
Dan Lingkungan) ; Tema dan 10 (Civic
Cita-Cita Dan Praktek).
Karena standar telah dikembangkan baik dalam ilmu-ilmu
sosial dan dalam banyak disiplin ilmu masing-masing yang merupakan bagian
integral studi sosial, muncul pertanyaan : Apa hubungan antara berbagai set
standar ? Jawabannya adalah bahwa ilmu-ilmu sosial standar menangani desain
kurikulum secara keseluruhan dan harapan belajar siswa yang komprehensif,
sementara standar negara dan standar konten nasional untuk disiplin individu
(misalnya, sejarah, kewarganegaraan dan pemerintah, geografi, ekonomi, dan
psikologi) menyediakan berbagai spesifik konten melalui mana harapan belajar
siswa dapat dicapai. The NCSS standar kurikulum menawarkan seperangkat prinsip
dimana konten dapat dipilih dan diatur untuk membangun layak, valid, dan dapat
dipertahankan IPS kurikulum untuk kelas dari pra - K sampai 12. Mereka
menyediakan kerangka kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan standar isi.
Dalam contoh di atas , yang menggambarkan penggunaan
standar NCSS untuk mengajarkan tentang Perang Saudara AS , standar sejarah
nasional dan standar negara dapat digunakan untuk mengidentifikasi konten
spesifik yang berhubungan dengan topik Perang Sipil AS .
Standar yang telah direvisi menawarkan fokus yang lebih
tajam dari standar asli pada :
Tujuan Pertanyaan untuk Eksplorasi arrow
Pengetahuan : apa peserta didik perlu memahami arrow Proses :
apa peserta didik akan mampu melakukan
arrow Produk : bagaimana peserta didik menunjukkan pemahaman
arrow Produk : bagaimana peserta didik menunjukkan pemahaman
E. Struktur dan Inquiry
Metode
inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa
yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai
subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234).
Kendatipun
metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang
peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban
menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu
memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran
kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui
penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi
pembelajaran yang bervariasi.
Inquiry
pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry
menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan
intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar
menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui
metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis.
Langkah-langkah
dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu,
mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan
yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti.
Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru
(Mulyasa, 2005:235).
Strategi
pelaksanaan inquiry adalah: (1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau
pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan. (2) Memberikan tugas kepada
peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada
proses pembelajaran yang dialami siswa. (3) Guru memberikan penjelasan terhadap
persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik. (4) Resitasi
untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya. (5) Siswa
merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236).
Metode
inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang
dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas
meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan
masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian
mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah
hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang
tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah
diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan sebagai
kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada
tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan.
Guru
menggunakan teknik bila mempunyai tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan
aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber
sendiri, dan mereka belajar bersama dalam kelompoknya. Diharapkan siswa juga
mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka
diharapkan dapat berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry
mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, seperti merumuskan
masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa
data, menarik kesimpulan. Pada metode inquiry dapat ditumbuhkan sikap obyektif,
jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya. Akhirnya dapat mencapai
kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas
berarti siswa sedang melakukan inquiry.
Teknik
inquiry ini memiliki keunggulan yaitu : (a) Dapat membentuk dan mengembangkan
konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar
ide-ide dengan lebih baik. (b) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer
pada situasi proses belajar yang baru. (c) mendorong siswa untuk berfikir dan
bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka. (d)
Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri. (e)
Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. (f) Situasi pembelajaran lebih
menggairahkan. (g) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. (h)
Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. (i) Menghindarkan diri dari cara
belajar tradisional. (j) Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya
sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Metode
inquiry menurut Suryosubroto (2002:192) adalah perluasan proses discovery yang
digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury mengandung proses-proses mental
yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema, merancang
eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik
kesimpulan, dan sebagainya.
F. Rancangan Kurikulum Studi Sosial
Anak harus memulai mengamati orang hampir setengah
milyar yang berada di benua Amerika, dengan bekerja sama melalui tindakan
multinasional untuk membuat solusi masalah pribadi maupun masalah publik. Upaya
bersama AS-Kanada bisa dipelajari secara realistis. Aliansi untuk kemajuan bisa
diperiksa sebagai salah satu pendekatan seperti ekonomi, sosial dan juga perkembangan
politik tetangga di Selatan, akan diberikan sifat kekuasaan dan kebijakan
internasional serta untuk perbandingan budaya. Sejarah kami memiliki kesamaan
di Amerika sepuluh ribu tahun yang lalu dari budaya India. 300 tahun Kolonialisasi
Eropa, dan 100 tahun perjuangan untuk kebebasan dan kemerdekaan mungkin adalah sesuatu
perencanaan besar untuk pemuda kita merincikan sejarah dalam kemerdekaan. Rancangan
selanjutnya yang lebih besar dan lebih universal yang muncul gambarannya melalui
multinasional masyarakat.
Desain studi sosial yang ada di US dengan yang ada di
Jepang merupakan suatu kebudayaan yang kontras dan berbeda. Kontras budaya dan
Perbandingan tersebut memiliki tempat dalam desain studi sosial. Lingkungan
masyarakat di Jepang jelas merupakan refleksi budaya Timur. Apakah desain yang bergerak
secara sistematis masyarakat berkembang; kemudian, setelah memperoleh kebutuhan
yang cukup apakah pengetahuan masyarakat yang saling berkaitan erat berasal
dari Amerika adalah seorang warga negara, dan dia tidak siap untuk
membandingkan secara kontras makna yang jauh lebih rendah yang merupakan bagian
dari budaya nasional dan dunia-daerah yang sangat berbeda?
Kami tidak bermaksud mengontrol desain ini untuk
menghalangi bahwa konten yang menarik yang muncul dari peristiwa saat ini berjalan
dan mengajak sisi perjalanan ke tempat dan waktu yang tidak benar-benar
berhubungan dengan masyarakat yang ditugaskan dalam kelas tertentu. Seperti
memperkaya pengalaman membuat hidup bervariasi dan menantang. Tetapi guru
mempunyai kewajiban untuk mencegah kepentingan sisi ini menjastifikasi tema
utama sebagaimana ditetapkan dalam desain apa pun di mana kawasan atau negara
telah setuju.
G. Departemen
Pendidikan Pennsylvania State
Beberapa negara Departemen Pendidikan telah
mengeluarkan pedoman yang ketat, yang cenderung untuk memaksa guru dan sistem
sekolah ke dalam kerangka kerja instruksi. Namun, dalam penjelasan ini
menunjukkan, pemimpin dalam pendidikan ilmu sosial tidak setuju baik secara
luas tentang struktur dasar yang terintegrasi untuk menentukan kurikulum
ilmu-ilmu sosial. Selain itu, lebih dari lima puluh proyek utama IPS sedang
mengembangkan bahan-bahan baru untuk ilmu-ilmu sosial. Sebagian besar dari
mereka akan menerbitkan pekerjaan dalam beberapa waktu setidaknya selama waktu
pengembagan bahan ilmu sosial masih berlangsung. Masa depan guru harus didorong
untuk bereksperimentasi dengan berbagai pola kurikulum. Memorandum tersebut
menunjukkan cara dimana Departemen Pennsylvania instruksi publik telah
menafsirkan ketentuan undang-undang untuk mendorong fleksibilitas kemungkinan
terbesar dalam perencanaan kurikulum.
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu
sosial dasar adalah ilmu pengetahuan untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia tentang masalah-masalah sosial yang terjadi pada
masyarakat dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, dan teori)
yang berasal dari gabungan disiplin ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu sosial tersebut
adalah : sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikokologi
sosial. Dengan begitu antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu sosial dasar tidak ada
perbedaan yang prinsipil.
Ilmu
sosial dasar memberikan dasar-dasar pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat
kepada mahasiswa, yang diharapkan cepat tanggap serta mampu menghadapi dan
memberi alternatif pemecahan masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga
mahasiswa dapat berperan serta dalam mewujudkan hubungan yang harmonis kepada
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Definisi ini secara resmi diadopsi oleh
Dewan Nasional untuk Ilmu Sosial (NCSS) pada tahun 1992 Lihat Dewan Nasional
untuk Ilmu Sosial , Harapan Excellence : Standar Kurikulum Ilmu Sosial (Washington, DC : NCSS,
1994) : 3.
ConversionConversion EmoticonEmoticon