PENDAHULUAN
Sejarah sebagai ilmu pengetahuan
memiliki cirri-ciri yang sepertihalnya kategori ilmu pengetahuan yakni bersifat
Empirik dimana berdasarkan
pengetahuan-pengetahuan dan pengalama manusia baik dari jaman prasejarah, proto
sejarah sampai ke jaman sejarah. Disamping itu sejarah juga memiliki Objek Kajian yakni manusia pada
perkembanganya dari waktu ke waktu dan ruang-ruang kehidupan manusia itu
sendiri. Sejarah juga memiliki Metode
yakni metode sejarah dimana dalam menyusun pengetahuan-pengetahuan dan
kebenaran-kebenaran dari suatu peristiwa, dalam melakukan penelitian sejarah
memiliki beberapa metode yakni, heuristik tahap mengumpulkan sumber, kritik
sumber untuk menguji keabsahan dan kebenaran dari sumber yang di kumpulkan,
interpretasi menyusun sumber berdasarkan subyek kajianya, dan yang
terkhir historiografi yakni menulis sejarah itu sendiri.
Sebagi sebuah disiplin ilmu
pengetahuan lahir kritikan dari kaum post modernism dimana menurutnya bahwa
sebuah disiplin ilmu mestilah memiliki obyek, teory, dan kebenaran
eksplaansinya dimana pada objek kajian sejarah yakni tingkah laku masa lalu
yang terus berubah dan tidak memiliki hukum tetap sehingga kebenaran pasti dari
masa lalu tidak akan bisa di buktikan secara pasti, dan kalaupun bisa
dibuktikan maka kemudian tentu kejadian dari masa lalu tersebut akan jauh dari
kebenaran aslinya.
Kritikan inilah yang akan coba
dijawab dalam makalah ini, apakah kemudian konstruksi masa lalu yang menjadi
obyek kajian sejarah tidak bisa di konsepkan menjadi sebuah teori ataukah
memang gerak sejarah memiliki konsep tetap yang kemudian menjadi teori sejarah.
1.
Apa pengertian teori, konsep, ilmu dan sejarah itu
sendiri?
2.
Sebutkan dan jelaskan konsep – konsep sejarah?
3.
Jelaskan teory – teory sejarah?
Makalah ini di buat dengan tujuan
memenuhi tugas mata kuliah sejarah dan masalah nasionalisme globalisme dengan
judul makalah “Teori Dan Konsep Ilmu Sejarah”. Di samping itu makalah
ini juga bertujuan untuk menjelaskan teori-teori serta konsep – konsep dasar
sejarah.
PEMBAHASAN
Teori adalah
suatu konsep berfikir tentang suatu bidang-bidang kehidupan yang tersusun
berdasarkan fakta yang saling berkaitan dan saling mendukung, sehingga
membentuk pemikiran yang dapat teruji kebenarannya. Sedangkan konsep juga bisa
diartikan sebagai pemikiran atau rencana dasar yang dijadikan acuan dalam menentukan
sesuatu. Jadi antara Teori dan konsep merupakan dua hal yang sailing berkaitan,
dimana konsep merupakan penyusun sehingga terbentuklah teori tersebut maka,
Secara umum bisa kita simpulkan bahwa, teori adalah sebuah sistem konsep
abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut
yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa
suatu teori adalah suatu kerangka kerja konsep untuk mengatur pengetahuan dan
menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.
Moh. Nazir,Ph.D (1938:9) mengemukakan bahwa ilmu tidak lain dari
suatu pengetahuan, baik natura ataupun sosial, yang sudah
terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut kaidah umum. Sedangkan Ahmad Tafsir (1992:15) memberikan
batasan ilmu sebagai pengetahuan logis dan mempunyai bukti empiris. Sementara
itu, Sikun Pribadi (1972:1-2) merumuskan pengertian ilmu secara lebih
rinci (ia menyebutnya ilmu pengetahuan), bahwa : “Obyek ilmu pengetahuan ialah
dunia fenomenal, dan metode pendekatannya berdasarkan pengalaman (empiris) dengan menggunakan
berbagai cara seperti observasi, eksperimen, survey, studi kasus, dan
sebagainya.
Sejarah
secara etimologinya berasal dari bahasa arab yaitu syajarah (pohon kehidupan, keturunan dan asla usul), dan dalam
bahasa inggrisnya history yang
artinya sejarah (sesuatu yang telah berlalu, suatu peristiwa/kejadian, semua
pengetahuan tentang masa lalu), jadi secara etimologi bisa kita simpulkan bahwa
sejarah merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan, asal usul
dari masa lalu.
Secara
terminologi ada beberapa pengertian sejarah yakni sbb :
1.
E. Bernheim mengatakan
bahwa “sejarah ialah suatu sains mengenai perkembangan kemanusiaan”.
2.
R.G. Collingwood mengatakan
bahwa reset sejarah ialah segala tindakan manusia pada masa lalu.
3.
Ruslan Abdulgani sejarah
ialah salah satu cabang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara siistematis
keseluruhan perkembangan masyarakat, serta perkembangan kemanusiaan dimasa lampau,
beserta segala kejadian-kejadianya dengan maksud untuk menilai secara kritis
seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut untuk dijadikan pedoman masa
sekarang dan proses yang akan datang.
Dari beberapa
pengertian sejarah diatas merajuk pada satu esensi yakni masa lalu, oeh karena
itu bisa kita tarik garis merah mengenai pengertian sejarah secara umum adalah
segalah bentuk pengetahuan hasil penyelidikan dari masa lalu yang akan menjadi
acuan dan pedoman untuk masa sekarang dan proses untuk kemajuan masa akan
datang.
Jadi teori
dan konsep ilmu sejarah ialah konsep-konsep atau pemikiran-pemikirang tentang
segala bentuk pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan terbukti
kebenaranya berdasarkan pengalam empirik dari masa lalu yang akan kamudian
menjadi acuan untuk masa sekarang dan proses yang akan datang.
Beberapa
konsep yang di kembangkan dalam ilmu sejarah, seperti Perubahan, Peristiwa,
Sebab Akibat, Nasionalisme, Kemerdekaan, Kolonialisme, Revolusi, Fasisme, Komunisme, Peradaban,
Perbudakan, Waktu, Feminism, Liberalism, dan Konservatisme.
1.
Konsep Perubahan merupakan istilah yang mengacu pada
satu hal yang sifatnya tampil berbeda dari masa sebelumnya ke masa yang
sesudahnya.
2.
konsep peristiwa yang memiliki arti sebagai suatu
kejadian yang menarik maupun lluar biasa karena memiliki keunikan. Dalam
penelitian sejarah, peristiwa lalu menjadi objek kajian mengingat salah satu
karakteristik sejarah yakni mencari
keunikan-keunikan yang terjadi pada peristiwa tertentu dengan penekanan pada
tradisi-tradisi relativisme.
3.
Sebab akibat. Istilah sebab akibat mengacu pada
adanya relasi dan singkronisasi dan kausalitas antara kejadian yang sebelumnya
dan kejadian yang sesudahnya.
4.
Nasionalisme. Konsep nasionalisme yang berarti
kebangsaan dimana merupakan salah satu titik konsep sejarah dimana di dalamnya
ada manusia dan bangsanya dan menjadi perhatian besar dalam kehidupan negara.
5.
Kemerdekaan dan kebebasan. Konsep
kemerdekaan dan kebebasan merupakan nilai dasar yang menjadi naluri setiap
manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
6.
Koloniaisme. Konsep kolonialisme mengacu pada
naluri penguasaan antara manusia yang
satu dengan manusia yang lainya, bangsa yang satu dengan bangsa lainya, Negara
yang satu denggan Negara lainya.
7.
Revolusi. Konsep revolusi meunjuk pada satu
pengertian tentang peruahan social, politik, maupun ekonomi secara capat dan
radikan.
8.
Peradaban. Konsep yang merajuk pada suatu
entitas cultural seluruh pandangan hidup manusia yang mencakup nilai, norma,
institusi, dan pola pikir masyarakat yang terwariskan dari generasi ke
generasi.
9.
Waktu. Waktu merupakan konsep esensial
dari sejarah karna titik kajian sejarah
merupakan periistiwa dan perubahan dari waktu ke waktu.
Teori
merupakan unsur esensial dari semua disiplin ilmu pengetahuan dimana dalam
mengkaji sebuah fenomena empirik karena berlakunya teori akan menjadi hokum
absolut terhadap fenomena yang diteliti oleh disiplin ilme tersebut.
Dalam ilmu
sejarah persoalan teori di perdebatkan sangat sengit dari berbagai aliran,
terutama dari aliran emppirisme dan idealism, khusunya mengenai penerapan hukum
umum (generallaw), dan teori generalisasi (generalizing theory ). Adanya
kontrofersi dari dua aliran ini berimplikasi pada sedikitnya teori-teori
sejarah yang dihasilkan.
1. Teori Gerak
Siklus Sejarah ( Ibnu Khaldun 1332-1406 )
Ibnu khaldun lahir di tunisiah 1332 M, beliau merupakann filsuf islam dan
sekaligus penggagas pertama teory gerak siklus sejarah dalam bukunya al
muqaddima ibn khadun dengan pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
a.
Kebudayaan adalah masyarakat yang memiliki
landasan diatas hubungan antara manusia dengan tanah di satu sisi serta
hubungan manusia dengan manusia dengan manusia lainaya di sisi yang lain yang
menimbulkan upaya mereka untuk memecahkan kesulitan-kesulitan lingkungan serta
mendapatkan kesenangan dan kecukupan dengan membangun industry, menyusun hukum
dan menertibkan transaksi.
b.
Kebudayaan tersebut berkembang di semua bangsa
mellalui empat fase yakni;
Fase
Primitif dimana manusia pada mulanya masih berkehidupan sederhana dan nomaden
kemdian berkembang membentuk kelompok social yang terdiri dari beberapa
kelompok social pada proses ini timbul keinginan dari kelompok yang satu ke
kelompok yang lainya untuk menguasaiya dan proses penguasaan ini sangat di
tentukann oleh kekuatan utuk bertahan dan menghancurkan.
Fase
Urbanisasi. pada fase ini menusia setelah mampu menguasai kelompok lain maka di
mulailah proses pembangunan dan perkemabngan kebudayaanpun semakin meju dan
terjadi pembangunan yang terus menerus dan berkelanjutan khususnya di
kota-kota.
Fase
Kemewahan. pada fase ini merupakan puncak dari pembangunan tadi dengan beberapa
indikator, seperti ketangguhan mempertahankan diri, memperoleh kemewhan dan
kekayaan, keinginan untuk hidup bebas, serta mengejar nafsu kepuasan dan
kesenangan.
Fase
Kemunduran Dan Kehancuran. Pada fase kelalaian pada urusan kerajaan dan Negara
serta kemasyarakatanya mempengaruhi proses kemunduran dan menandai adanya
ketidak mampuan mempertahankan diri dari serangan kelompok dan Negara lain.
2.
Teori Daur
Cultural Spiral Giambastita Vico (1668-1744)
Menurut teorinya Giambastita Vico membagi sejarah kedalam tiga periode
yakni sebaga berikut :
a.
Periode para dewa.
Pada periode ini manusia manusia percaya bahwa manusia
di kendalikan oleh kekuatan yang berada di uar dirinya, yakni tuhan. Pada
periode ini manusia cenderung berpikir abstrak dan irrasional dimana mitos
dijadikan pandangan hidup untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Pada
periode ini manusia da individu-individu yang di anggap bisa berkomunikasi
dengan tuhan, mereka inilah yang di aklamsikan menjadi penguasa dalam kehidupan
masyakat tersebut.
b.
Periode kepahawanan.
Pada periode ini individu yang dianggap istimewah tadi
kehilangan kekuasaanya dikarenakan obsolutnya penguasaan mereka dan sering
menimbulkan ketidak adilan, hal ini kemudian menjadi dasar perubahan pola pikir
masyarakat dari yang abstrak ke sesuatu yang material dimana masyarakat mulai
menuntut adanya system politik yang bersifat manusiawi bukanlah dewa.
c.
Periode manusia
Pada periode ini seiring dengan pperkembangan
pemikiran manusia yang material tadi maka kemudian berkembanlah penegtahuan
untuk menciptakan lingkungan persemakmuran dan struktur organisasi yang jelas
dalam bentuk Negara dan kerajaan.
3.
Auguste
Comte (1798-1857)
Auguste Comte dilahirkan di prancis pada tahun 1789 M, pemikiran auguste
comte tentang sejarah ialah menempatkan sejarah sebuah hokum untuk memahami
hukum-hukum dinamika sosial dimana sejarah akan mampu menjelaskan proses perkembangan masyarakat dari waktu ke waktu.
Aguste comte merumuskan hukum – hukum perkembangangan sejarah manusia menjadi
stadia yakni :
a.
Theologi
Menurut comte manusia merupakan mahluk yang memiliki naluri ketuhanan
dimana pada proses perkembanganya manusia meyakini adanya sebuah kekuatan
supranatural yang di tempatkan pada semua aspek kehidupan di dunia dan
merupakan asal dan tujuan dari kehidupanya, dimana masyarakat primitive
mempercayai bahwa benda-benda yang ada masing-masing mmemiliki kekuatan
supranatural (fetisisme), pada proses selanjutnya pemahaman supranatural
mereka berkembang dengan mempercayai bahwa semua hukum-hukum alam seperti
matahari, air, api, dll itu masing-masing ada yang mengaturnya (politeisme),
titik terakhir kepercayaan manusia yakni dengan mengakui tuhan yang satu yakni
(monoteisme).
b.
Metafisik
Pada tahap ini merupakan peraliihan pemahaman manusia dari bentuk yang
supranatural ke dalam bentuk hukum-hukum alam yang abstrak dan benar-benar
melekat pada semua benda-benda dan menghasilkan semua gejala. Akal budi
merupakan fakultas utama untuk menjeaskan dan fenomena-fenomena abstrak dari
hukum-hukum alam tersebut.
c.
Positifistik
Proses pencarian asal usul kehidupan yang dimulai
dengan kepercayaan yang supranatural dan berkembang ke yang abstrak tadi, maka
kemudian pada tahap ini proses pencarian kebenaran mengenai asal usul dan
tujuan manusia yang di tempatkan pada yang absolut tadi berubah dan manusia
mulai menempatkan sebuah kebenaran yang absolute dan hukum-hukum yang tetap
tadi pada data empirik dan rasionalitas manusia.
4.
Karl Marx.
Karl Marx merupakan seorang filsuf terkenal dengan dialektika
materialismenya beliau lahir di jerman pada tahun 1818 M. menurut marx
perkembangan masyakat dan sosial akan sangat bergantung pada pola
perekonomianya maka kemudian lahirlah teori kapitalisme, sosialisme dan
komunisme.
Perkembangan masyarakat dalam pandangan marx dapat dibagi ke dalam lima
tahap yakni primitive, kuno, feudal, kapitalis dan komunis.
a.
Masyarakat primitive dalam pandangan marx pola
perekonomianya bersifat komunal dan berdasarkan atas kepemilikan bersama, dalam
memenuhi kebutuhan perekonomianya pekerjaan kolektif dalam berburu dan
mengumpulkan makanan dilakukan secara bersama.
b.
Masyarakat kuno. Menurut marx pola perkembangan
masyarakat primitive tersebut kemudian berkembang yang namanya proses produksi
dan perdangan, seiring berkembangya produksi maka sedikit demi sedikit
dibutuhkan pekerja yang kemudian terbentuk system perbudakan.
c.
Masyarakat feodal. Menurut karl marx masyakat feodal
ini lebih dulu lahir di desa, seiring dengan produksi pertanian maka kemudian
terciptalah tuan- tuan tanah dan proses perkembangan perbudakan semakin
berkembang.
d.
Masyarakat kapitalis.
Perkembangan masyakat yang di pengeruhi oleh dinamika perekonomian tadi,
kemudian memberikan memberikan ruang yang besar bagi kaum-kaum saudagar untuk memproduksi barang sebanyak mungkin dan
menyediakan tempat kerja bagi kaum-kaum budak dan buruh tadi, maka kemudian lahirlah
kelas – kelas sosial yakni kelas borjuis dan kelas buruh, pada tahap ini mulai
timbulah kesenjangan sosial akibat adanya kelas sosial tadi, dimana terjadinya
penguasaan yang besar dalam tatanan perekonomian masyarakat.
e.
Masyarakat komunis. Masyarakat komunis ini lahir
seiring dengan berkembangnya kaum kapitalis tadi, dimana kesenjangan sosial
akibat dominasi kaum bojuis dan kelas – kelas sosialnya, maka kemudian lahirnya
komunisme ini untuk meawan kapitalis dan menghapus kelas- kelas sosial yang di
ciptakan tadi.
5.
Oswald
Spengler.
Menurut Oswald Spengler sejarah merupakan serangkaian peristiwa dari
kebudayaan yang transformasinya tak berkesudahan, dimana menurutnya dari semua
kebudayaan yang ada pasti mengalami berbagai fase seperti hanya manusia,
tumbuhan, waktu, bahkan musim pasti akan melalui empat fase tersebut.
Kebudayaan. Menurut Oswald Spengler empat fase yang akan di lalui oleh
kebudayaan itu sendiri ialah pertumbuhan yang merupakan proses awal
lahirnya kebudayaan tersebut, perkembangan, kejayaan dan kemuduran,
proses seperti ini kemudian juga akan dialami oleh manusia seperti masa muda,
masa tua, masa puncak, sampai masa tua.
6.
Arnold
joseph Toynbee (1889 – 1975 )
Menurut Arnold Joseph Toynbee sejarah dan hukum – hukumnya pasti akan
melewati 4 proses yakni lahir, tumbuh, mandek dan hancur. Dimana proses
tersebut sanagat di pengaruhi oelh proses interaksi antara manusia dengan alam
dan lingkunaganya.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi teori
dan konsep ilmu sejarah ialah konsep-konsep atau pemikiran-pemikirang tentang
segala bentuk pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan terbukti
kebenaranya berdasarkan pengalam empirik dari masa lalu yang akan kamudian menjadi
acuan untuk masa sekarang dan proses yang akan datang. Konsep – konsep dasar
yang diangkat dalam ilmu sejarah ialah perubahan, waktu, peristiwa, peradaban,
dan konsep – konsep inilah yang esensial dan menjadi titik focus kajian
sejarah.
Teori – teori
sejarah yang jelaskan oleh para ahli secara absolute mengungkapkan bagaimana
pola gerak sejarah yang terjadi dari masa lalu, dan secara umum memiliki pola
siklus, dan spiral. Dari teori – teori tersebut mengungkapkan bagaimana proses
perubahan kehidupan manusia dalam objek kajian sejarah yang dimulai pada
tingkat awal, pertengahan, keemasan, dan akhir dari peradaban tersebut yang
kemudian ini menurut para ahli menjadi pola dan konsep teori gerak sejarah.
B.
Kritik dan Saran
Makalah ini
hanya menjelaskan beberapa poin dari konsep-konsep dasar sejarah, dan teori
teori sejarah, hal ini di dasari oleh keterbatasan pengetahuan dan sumber
penyusunan makalah ini, maka kemudian di pandang perlu tambahan – tambahan
pengetahuan serta kritikan – kritikan yang kritisi yang kemudian makalah ini
bisa berbenah dari kesederhanaanya dan keterbatasanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad Syafii Maarif. (1996)Ibn Khaldun
Dalam Pandangan Penulis Barat dan Timur. Jakarta: Gema Insani Press.
Auguste
Comte, Positive Philosophy of Auguste Comte (1855), translated by
Harriet Martineaut ® Encarta. (2006). © 1993-2005
Microsoft Corporation. All rights reserved.
Biyanto. (2004). Teori Siklus Peradaban
Perspektif Ibnu Khaldun, Surabaya: Lembaga Pengkajian Agama dan Masyarakat.
Toto Suharto. (2003) Epistemologi
Sejarah Kritis Ibnu Khaldun, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Yapp, Malcolm. (2006). The
Historiography of Universal History, Microsoft ® Encarta ® 2006. © 1993-2005
Microsoft Corporation. All rights reserved.
Microsof
Microsof
ConversionConversion EmoticonEmoticon