BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kebudayaan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Kebudayaan Barat sudah
mendominanisasi segala aspek. Segala hal selalu mengacu kepada Barat. Peradaban
Barat telah menguasai dunia. Banyak perubahan-perubahan peradaban yang terjadi
di penjuru dunia ini. Kebudayan Barat hanya sebagai petaka buruk bagi Timur.
Timur yang selalu berperadaban mulia, sedikit demi sedikit mulai mengikuti
kebudayaan Barat.
Masuknya budaya Barat ke Indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
Masuknya budaya Barat ke Indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka masalah yang kami ambil adalah
- Apakah konsep dari Sejarah Kebudayaan?
- Bagaimana proses masuknya Kebudayaan Eropa ke Indonesia?
- Negara Eropa manakah yang pernah datang ke Indonesia?
- Bagaimana pengaruh Kebudayaan Eropa yang datang ke Indonesia?
- Akulturasi apa saja yang diambil dari Kebudayaan Eropa?
- Apa saja dampak Positif dan Negatif dari masuknya Budaya Eropa?
1.3 Tujuan
Melihat rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
- Mengerti dan memahami konsep Sejarah Kebudayaan.
- Memahami proses masuknya Budaya Eropa.
- Mengerti dan memahami negara Eropa mana saja yang pernah datang ke Indonesia.
- Mengerti dan memahami pengaruh-pengaruh dari kebudayaan Eropa.
- Mengerti dan memahami Akulturasi yang diambil dari kebudayaan Eropa.
- Mengerti dan memahami dampak-dampak dari masuknya budaya Eropa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Kebudayaan dan Unsur-Unsur Kebudayaan
2.1.1 Konsep kebudayaan
Menganalisis konsep kebudayaan perlu
dilakukan dengan pendekatan dimensi wujud dan isi dari wujud kebudayaan.
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:
a) Kompleks
gagasan, konsep, dan pikiran manusia.
b) Kompleks aktivitas,
berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat
diamati atau diobservasi.
c) Wujud
sebagai benda/ hasil karya manusia.
2.1.2 Unsur-unsur kebudayaan
Menurut konsep B. Malinowski,
kebudayaan didunia mempunyai tujuh unsur universal, yaitu:
1) Bahasa.
2) Sistem
teknologi.
3) Sistem mata
pencaharian.
4) Organisasi
social.
5) Sistem
pengetahuan.
6) Religi.
7) Kesenian.
2.2 Masuknya bangsa Eropa di Indonesia
Sebelum membahas proses masuknya
bangsa Eropa ke Indonesia, penulis akan menjabarkan penyebab masuknya budaya
luar ke Indonesia. Masuknya budaya luar ke dalam budaya Indonesia di sebabkan
oleh beberapa faktor antara lain :
- Faktor Perekonomian khususnya faktor perdagangan
Faktor
perdagangan membawa pengaruh besar terhadap masuknya budaya luar terhadap
budaya Indonesia. Pengaruh ini biasanya di awali dari daerah pesisir tempat
berlabuh kapal-kapal pedagang. Masuknya budaya tersebut ada yang dengan cara
damai dan ada pula dengan melalui kekerasan dan mengakibatkan hilangnya
unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan
menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya
dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur
kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan
perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi
adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru.
Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya
sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
2. Faktor
Politik
Apabila
melihat pada bukti sejarah bahwa Belanda menguasai Indonesia sampai 350 tahun,
waktu yang cukup lama. Dengan melihat kenyataan ini sudah barang tentu budaya
yang mereka bawa akan berpengaruh terhadap budaya kita, hal ini dapat kita
lihat pada peninggalan benda-benda sejarah misalnya bagunan, karya seni, bahkan
hukum. Dalam bidang seni Indonesia mengenal seni modern setelahnya Belanda
masuk ke Indonesia. Masuknya budaya luar ini identik dengan kekerasan, dengan
cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia
pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan
goncangan-goncangan sebagai pengaruh kepentingan politik.
3.
Faktor sosial dan globalisasi
Yang
dimaksud dengan faktor sosial adalah hubungan antar negara. Hubungan ini
tentunya akan membawa dampak terhadap budaya. Globalisasi adalah suatu fenomena
khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan
merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran
teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses
globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua
puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar
lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah
diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia.
Wacana
globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Dengan
terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan
jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan
lain-lain. Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada
penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia,
yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi
tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi
modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif
dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari
berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses
pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan
kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan
masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain
dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa
globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang
semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam
kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global
Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di
belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai
individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain. Proses perkembangan
globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan
komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi.
Dari
kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan,
seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Pada abad
ke-15 dan abad ke-16, bangsa eropa giat mengadakan pelayaran-pelayaran jauh.
Mereka menjelajahi lautan dan samudera. Ada beberapa hal yang mendorong mereka
melakukan pelayaran-pelayaran yang jauh yaitu:
1.
Kemajuan di bidang astronomi atau ilmu perbintangan.
Ahli ilmu perbintangan yang terkenal pada waktu itu, ialah Copernicus dan
Galileo.
2.
Penemuan alat-alat pelayaran, terutama kompas atau
pedoman. Alat itu dapat menunjukan kea rah mana kita menuju, dan menunjukan
dengan tepat tempat-tempat yang ada pada peta.
3.
Kisah perjalanan Marcopolo, adalah seorang Italia dari
kota Venesia, yang banyak mengunjungi Negara-negara yang terletak di sebelah
Timur benua Eropa, Negara Cina, dan dapat singgah ke Indonesia, yaitu di
kerajaan Perlak, Aceh pada tahun 1292. Di kerajaan Perlak Marcopolo juga
menjumpai banyak pedagang Islam yang datang dari India/Gujarat. Kisah
perjalanan Marcopolo tersebar luas di benua Eropa dan mengisahkan tentang
keindahan dan kekayaan Negara-negara uyang dikunjungi, seperti di dalam mimpi
saja katanya. Negara-negara Timur sangat indah dan kaya raya. Banyak orang
Eropa yang tergiur untuk mengunjungi Negara-negara Timur.
4.
Jatuhnya kota Bizantium atau Konstantinopel ke tangan
pasukan-pasukan Islam Turki, pada tahun 1453.
Yang paling kuat mendorong bangsa
Eropa untuk mencari sendiri jalan ke Asia ialah karena jatuhnya kota Binzantium
atau Konstantinovel ke tangan Turki tahun 1453. Dulu kota Konstantinopel
menjadi pusat perdagangan ke Eropa. Dari sini bermacam-macam barng dagangan
dibawa ke pelabuhan-pelabuhan Eropa, dengan bandar-bandar yang terkenal dan
ramai waktu itu ialah Venesia, Genua dan Lisabon. Salah satu barang dagangan
yang sangat laku ialah rempah-rempah yang digunakan terutama sebagai bumbu
penyedap dan pengawet makanan, juga digunakan sebagai bahan obat-obatan.
Indonesia merupakan sebagai salah
satu asal rempah-rempah. Sejak dahulu kala rempah-rempah Indonesia sudah
terkenal, dan digemari oleh orang-orang Eropa, seperti lada dari Sumatera, pala
dan cengkeh dari kepulauan Maluku. Orang-orang Eropa menerima rempah-rempah itu
dari pedagang-pedagang perantara. Jadi mereka tidak membeli dan menerima
langung rempah-rempah itu dari pedagang-pedagang Indonesia. Rempah-rempah itu
sampai beberapa kali berpindah tangan dan lama sekali baru sampai ke Eropa.
Dari itu harga rempah-rempah menjadi mahal. Oleh karena itu, mereka ingin
sekali mencapai Negara asal rempah-rempah dan langsung membeli secara langsung
dari orang-orang Indonesia. Itulah yang sangat kuat mendorong mereka untuk
mencapai Indonesia.
Pada tahun 1453 kota Konstatinopel jatuh ke tangan pasukan Islam Turki, dari itu orang-orang Eropa dilarang berdagang di Konstatinopel. Hal ini disebabkan pada masa itu beberapa kali terjadi perang salib, yaitu perang antara umat Kristen dengan umat Islam. Sejak itulah orang-orang Eropa harus menjelajahi lautan dan samudera. Mereka ingi mencapai Negara asal rempah-rempah itu, dan yang menjadi pelopor bangsa Portugis dan Spanyol. Pada tahun 1486 Bartholomeus Diaz berhasil mencapai ujung selatan Benua Afrika. Kemudian Columbus berhasil menemukan jalan ke Benua Amerika pada tahun 1492. Maka orang-orang Portugis semakin giat mengarungi lautan. Ada tiga tujuan yang mendorong orang-orang Portugis dan orang-orang Spanyol menjelajahi lautan yaitu:
Pada tahun 1453 kota Konstatinopel jatuh ke tangan pasukan Islam Turki, dari itu orang-orang Eropa dilarang berdagang di Konstatinopel. Hal ini disebabkan pada masa itu beberapa kali terjadi perang salib, yaitu perang antara umat Kristen dengan umat Islam. Sejak itulah orang-orang Eropa harus menjelajahi lautan dan samudera. Mereka ingi mencapai Negara asal rempah-rempah itu, dan yang menjadi pelopor bangsa Portugis dan Spanyol. Pada tahun 1486 Bartholomeus Diaz berhasil mencapai ujung selatan Benua Afrika. Kemudian Columbus berhasil menemukan jalan ke Benua Amerika pada tahun 1492. Maka orang-orang Portugis semakin giat mengarungi lautan. Ada tiga tujuan yang mendorong orang-orang Portugis dan orang-orang Spanyol menjelajahi lautan yaitu:
- Mereka ingin mencari dan menguasai Negara baru yang mereka temukan.
- Mereka ingin mencari dan mengeruk ,kekayaan dari Negara-negara yang mereka kuasai.
- Mereka ingin mempunyai kewajiban suci untuk menyebarkan agama Kristen di kalangan penduduk negeri-negeri itu.
Bangsa Eropa mula-mula muncul di
Indonesia adalah orang-orang Portugis, kemudian menyusul orang-orang Spanyol.
Kedua bangsa itu giat menyebarkan agama Kristen Katolik. Bangsa Eropa lainnya
yang datang adalah Belanda, Inggris, dan Perancis. Mereka datang ke tanah air
kita terutama untuk berdagang. Pada tahun 1497 Vasco da Gama berhasil mencapai
Mozambiq, terletak di pantai timur Benua Afrika. Pada tanggal 20 Mei 1498 Vasco
da Gama sampai ke kota Calikut, di pantai barat India. Jadi India telah
dicapai oleh orang-orang Portugis melalui lautan. Pada tahun 1511 D’albuquerque
berhasil menguasai selat Malaka dan kemudian melanjutkan dengan menguasai
Maluku pada tahun 1515. Hadirnya D’albuquerque di wilayah Indonesia telah dapat
diartikan pengaruh Kristen telah memasuki Indonesia. Apabia motif kedatangan
orang-orang Portugis ada tiga faktor yaitu agama, ekonomi, dan petualangan,
maka kedatangan orang Belanda mempunyai dua motif yaitu ekonomi dan
petualangan.
2.3 Bangsa Eropa yang pernah datang Ke Indonesia
2.3 Bangsa Eropa yang pernah datang Ke Indonesia
2.3.1 Bangsa Portugis
Ekspedisi pertama untuk mencari jalan
langsung ke Indonesia dirintis oleh bangsa Portugis dan Spanyol. Bangsa-bangsa
lain seperti Inggris, Prancis, dan Belanda baru melakukan ekspedisi setelah
kedua bangsa ini menemukan jalan ke Indonesia.
Orang Portugis pertama yang mencoba
mencari jalan baru ke Indonesia adalah Bartholomeus Diaz. Ia
meninggalkan Portugal pada tahun 1486. Ia menyusuri pantai barat Afrika hingga
tiba di Tanjung Harapan baik, namun ia gagal mencapai Indonesia. Setelah
Bartholomeus Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan Baik (Afrika
Selatan), upaya mencari jalan ke Indonesia diteruskan oleh armada-armada
Portugis berikutnya.
Armada Portugis berikutnya yang
mencoba berlayar ke Indonesia dipimpin oleh Vasco da Gama. Mereka berangkat
pada tahun 1497 dan berhasil melewati Tanjung Harapan Baik. Sewaktu tiba di
Pelabuhan Malinda (Afrika Timur), mereka bertemu dengan pedagang-pedagang Arab
dan India. Namun, jalan ke Asia Tenggara tetap dirahasiakan oleh para pedagang
tersebut. Oleh karena itu, orang-orang Portugis melanjutkan perjalannya
menyusuri pantai timur Afrika. Mereka harus melewati perairan dengan ombak yang
sangat besar. Daerah itu terletak di timur laut Afrika terutama di sekitar
Ujung Tanduk. Oleh karena itu, daerah ini disebut Guadafui (berhati-hatilah).
Ekspedisi ini kemudian berhasil
melewati selat di ujung selatan Laut Merah yang disebutnya Bab el Mandeb
(Gapura Air Mata). Pada tahun 1498, Vasco da Gama tiba di Kalikut (India).
Sejak saat itu, perdagangan antara orang Eropa dan India tidak lagi melalui
jalur Laut Tengah melainkan melalui pantai timur Afrika.
Namun, penemuan ini belum juga
memuaskan bangsa Portugis. Mereka ingin menjelajahi daerah timur lainnya yakni
Malaka dan Maluku.
Pada waktu itu, di Asia Tenggara terdapat salah satu daerah pusat perdagangan yang sangat ramai dikunjungi. Daerah tersebut adalah Malaka sedangkan daerah sumber rempah-rempahnya adalah Maluku. Bagi Portugis, cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka termasuk di Maluku adalah dengan merebut atau menguasai Malaka. Kolonialisme Portugis di Indonesia dimulai sejak kedatangan Alfanso d’Albuquerque di Maluku. Pada tahun 1511, ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerqueberhasil menaklukkan Malaka. Dari sana mereka menuju Maluku dan diterima dengan baik oleh raja Ternate. Mereka diperkenankan berdagang dan membangun benteng di Ternate.
Pada waktu itu, di Asia Tenggara terdapat salah satu daerah pusat perdagangan yang sangat ramai dikunjungi. Daerah tersebut adalah Malaka sedangkan daerah sumber rempah-rempahnya adalah Maluku. Bagi Portugis, cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka termasuk di Maluku adalah dengan merebut atau menguasai Malaka. Kolonialisme Portugis di Indonesia dimulai sejak kedatangan Alfanso d’Albuquerque di Maluku. Pada tahun 1511, ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerqueberhasil menaklukkan Malaka. Dari sana mereka menuju Maluku dan diterima dengan baik oleh raja Ternate. Mereka diperkenankan berdagang dan membangun benteng di Ternate.
2.3.2 Bangsa Spanyol
Pelopor bangsa Spanyol yang mencari
jalan langsung ke Indonesia adalah Christopher Columbus, ia berjalan
kearah barat. Setelah dua bulan, ia sampai di sebuah pulau yang kemudian
dinamakan San Salvador. Columbus gagal mencapai India.
Setelah Columbus gagal menemukan
India, ekspedisi Spanyol selanjutnya ke daerah rempah – rempah dipelopori oleh
Ferinand Magellan. Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun 1519 Magellan
berangkat melalui Samudera Atlantik. Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia
masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di Filipina pada tahun 1521. sewaktu mencoba
mengatasi perang antarsuku di Cebu, Magellan terbunuh. Ia digantikan oleh Del
Cano. Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah di Tidore. Sejak saat
itu, terjalin kerja sama antara Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya
dalam hal perdagangan, tetapi juga diperkuat dengan dibangunnya benteng Spanyol
di Tidore.
Kondisi tersebut tentu saja menyebabkan antara Portugis dan Spanyol saat itu, Portugis membuka kantor dagangnya di Ternate. Portugis merasa terancam dengan hadirnya Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa Tidore dan Ternate telah lama bermusuhan. Dengan alasan tersebut, Portugis yang didukung pasukan Tidore dengan mudah melumpuhkan dan merebut benteng Spanyol di Tidore. Namun, berkat perantara Paus di Roma, Portugis dan Spanyol akhirnya mengadakan perjanjian yang disebut Perjanjian Zaragosa. Berdasarkan perjanjian itu, Maluku dikuasai Portugis sedangkan Filipina dikuasai Sepanyol.
Kondisi tersebut tentu saja menyebabkan antara Portugis dan Spanyol saat itu, Portugis membuka kantor dagangnya di Ternate. Portugis merasa terancam dengan hadirnya Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa Tidore dan Ternate telah lama bermusuhan. Dengan alasan tersebut, Portugis yang didukung pasukan Tidore dengan mudah melumpuhkan dan merebut benteng Spanyol di Tidore. Namun, berkat perantara Paus di Roma, Portugis dan Spanyol akhirnya mengadakan perjanjian yang disebut Perjanjian Zaragosa. Berdasarkan perjanjian itu, Maluku dikuasai Portugis sedangkan Filipina dikuasai Sepanyol.
2.3.3 Bangsa Inggris
Kedatangan bangsa Inggris ke
Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Dengan mengikuti
jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke
Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke
Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586
oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang sama.
Pengalaman kedua pelaut tersebut
mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini
dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol,
dan mencari rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa
kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC
kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James
Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal
mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut Melayu di selat
Malaka.
Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di Indonesia. Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar.
Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di Indonesia. Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar.
Walaupun demikian, armada Inggris
tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di Indonesia dagang Barat
lainnya di Indonesia, seperti Belanda. Mereka akhirnya memusatkan aktivitas
perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun kota-kota perdagangan
seperti Madras, Kalkuta, dan Bombay.
2.3.4 Bangsa Belanda
Armada Belanda yang pertama berusaha
mencapai Indonesia dipimpin Van Neck, namun ekspedisi ini gagal. Kemudian, pada
tahun 1595 armada Belanda dipimpin Cornelis de Houtman dan Pieter de Kaizer
berangkat menuju Indonesia. Mereka menyusuri pantai barat Afrika lalu sampai ke
Tanjung Harapan Baik. Dari sana, mereka mengarungi Samudera Hindia dan masuk ke
Indonesia melalui Selat Sunda lalu tiba di Banten.
Armada ini tidak diterima oleh
rakyat Banten karena Belanda bersikap kasar. Selain itu, hubungan antara Banten
dan Portugis masih baik.Dari Banten, armada ini bermaksud menuju Maluku untuk
membeli rempah-rempah namun gagal mencapai Maluku. Cornelis de Houtman tiba
kembali di negaranya pada tahun 1597. ia disambut sebagai penemu jalan ke
Indonesia.
Setelah Cornelis, armada Belanda datang ke Indonesia susul menyusul. Hal ini mengakibatkan lalu lintas Indonesia – Belanda menjadi ramai. Armada Belanda yang pertama mencapai Maluku adalah armada kedua. Mereka berhasil melakukan pembelian remapah-rempah disana.
Setelah Cornelis, armada Belanda datang ke Indonesia susul menyusul. Hal ini mengakibatkan lalu lintas Indonesia – Belanda menjadi ramai. Armada Belanda yang pertama mencapai Maluku adalah armada kedua. Mereka berhasil melakukan pembelian remapah-rempah disana.
Pada awalnya, Belanda memang gagal
menghadapi persaingan dengan Portugis, baik di Maluku maupun di
pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia. Namun, karena armada Belanda semakin
hari semakin bertambah, sedikit demi sedikit armada Portugis mulai terdesak.
Akhirnya Portugis terusir dari Maluku menandai era kolonialisme Belanda di
Indonesia. Sejak itu, pedagang-pedagang Belanda semakin banyak yang datang ke
Maluku.
Untuk mengatasi persaingan diantara
pedagang-pedagang Belanda sendiri, pada tahun 1602 dibentuk VOC (Vereenigde
OostIndische Compagnie) atau persekutuan Dagang Hindia Timur. VOC dipimpin oleh
De Heren Zuventien (Dewan Tujuh Belas) dengan Pieter Both sebagai gubernur
jenderal yang pertama.
Semula VOC berpusat di Ambon. Namun, sejak kepemimpinan Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen, pusat VOC dipindah ke Jayakarta yang kemudian berganti nama menjadi Batavia.
Semula VOC berpusat di Ambon. Namun, sejak kepemimpinan Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen, pusat VOC dipindah ke Jayakarta yang kemudian berganti nama menjadi Batavia.
Untuk memperkuat kedudukan VOC di
Indonesia, pemerintah Belanda memberikan hak-hak istimewa. Hak-hak istimewa VOC
tersebut antara lain :
- Hak monopoli dagang
- Hak membuat dan mencetak uang
- Hak membentuk tentara
- Hak menyatakan perang ataupun membuat perjanjian
Dengan hak-hak tersebut berarti VOC
memiliki kekuasaan seperti suatu negara. Mereka dapat bertindak bebas tanpa
harus konsultasi lebih dulu dengan pemerintah Belanda di negeri induk. Dengan
demikian, Belanda adalah bangsa yang paling lama berkuasa dan paling banyak
mengeruk keuntungan perdagangan di Indonesia dibandingkan bangsa-bangsa
lainnya.
2.4 Pengaruh Kedatangan Bangsa Eropa
Kedatangan bangsa Eropa ke indonesia
membawa pengaruh yang sangat banyak bahkan sampai saat ini masih ada dan masih
diterapkan di Indonesia. Berikut beberapa contoh pengaruh yang dibawa oleh
bangsa Eropa yang dapat dilihat dari bebrerapa segi. Diantaranya dapat dilihat
dari :
2.4.1 Bentuk Bangunan
Peninggalan budaya Belanda yang
masih ada dan membudaya adalah rumah tinggal. Seperti diketahui, orang-orang
Belanda kebanyakan tinggal di sentra-sentra kegiatan ekonomi di mana tanah dan
material bangunannya cukup mahal. Sebab itu, banyak orang Belanda mengkonstruksi
ruko (rumah sekaligus toko). Ruko ini pun marak dipakai oleh penduduk Tionghoa
di kota-kota Indonesia.
Di masa sekarang, bentuk “ruko” ini
cukup banyak bertebaran, terutama di kota-kota besar.Selain orang biasa,
konstruksi banguna Belanda juga banyak dipakai oleh keluarga-keluarga “priyayi”
Indonesia. Misalnya raja-raja Indonesia seperti di Banten dan Yogyakarta
membangun rumah kediaman mereka serupa dengan konstruksi rumah-rumah Belanda.
Tepatnya puri Belanda, yang juga berfungsi sebagai basis pertahahan terakhir
tatkala terjadi perang.
Selain itu, bangunan Museum Fatahillah
Jakarta merupakan wujud akulturasi dari kebudayaan yang dibawa oleh
bangsa-bangsa Eropa ketika menjajah Indonesia. Bangunan Museum Fatahillah
menyerupai Istana Dam di Amsterdam, yang terdiri atas bangunan utama dengan dua
sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai
kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai
penjara.
2.4.2 Pemukiman Warga.
Selain bangunan, orang Eropa yang
pernah menjajah Indonesia juga mendirikan semacam pemukiman. Ini misalnya Tugu
di Jakarta Utara di mana orang Portugis dan turunannya menggabungkan diri. Juga
di Depok, Jawa Barat di mana orang Belanda beranak pinak. Kendati kini sudah
menipis jumlahnya, dari wilayah tersebut dikenal beberapa budaya semisal musik
Kroncong Tugu sebagai bentuk seni musik Portugis. Masyarakat kampung Tugu
lokasinya di daerah Semper, Koja, Jakarta Utara hingga kini masih dapat
ditemui. Penduduk awalnya berasal dari berbagai koloni
Portugis di Malaka, Pantai Malabar, Kalkuta, Surate, Coromandel, Goa, dan
Srilanka. Pada abad ke-17 mereka diboyong colonial Belanda ke Batavia sebagai
tawanan perang. Di Batavia mereka ditempatkan di Gereja Portugis (sekarang
Gereja Sion di Jl. Pangeran Jayakarta). Kemudian sebagian besar mereka pindah
ke Kampung Tugu.
2.4.3 Kosa Kata.
Beberapa kosa kata Indonesia diambil
dari bahasa Portugis. Kosa kata ini misalnya:
- biola > viola
- meja > mesa
- mentega > mantaiga
- pesiar > passear
- pigura > figura
- pita > fita
- sepatu > sapato
- serdadu > soldado
- cerutu > charuto
- jendela > janela
- algojo > algoz
- bangku > banco
- bantal > avental
- bendera > bandeira
- bolu > balo
- boneka > boneca
2.4.4 Agama.
Masuknya bangsa Eropa ke Indonesia
juga berdampak pada keaneka ragaman sistem kepercayaan, bangsa Eropa
menyebarkan agama Kristen di indonesia yang sampai saat ini kita bisa lihat
perkembangan Agama Kristen Katolik dan Protestan masih ada di Indonesia. Kita
bisa lihat pada kepercayaan yang dianut oleh orang-orang Maluku yang mayoritas
penduduknya beragama Kristen.
2.5 Akulturasi Kebudayaan
Akulturasi adalah suatu proses
sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Dan kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.Berikut dampak yang terjadi di
Indonesia akibat akulturasi budaya dari kebudayaan barat (Bangsa Eropa).
Akulturasi merupakan sebuah istilah
dalam ilmu Sosiologi yang berarti proses pengambil alihan unsur-unsur (sifat)
kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Adalah suatu hal yang
menarik ketika melihat dan mengamati proses akulturasi tersebut sehingga
nantinya secara evolusi menjadi Asimilasi (meleburnya dua kebudayaan atau
lebih, sehingga menjadi satu kebudayaan). Menariknya dalam melihat dan mengamati
proses akulturasi dikarenakan adanya Deviasi Sosiopatik seperti mental disorder
yang menyertainya. Hal tersebut dirasa sangat didukung faktor kebutuhan,
motivasi dan lingkungan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku.
Namun akulturasi bangsa eropa tidak
hanya terjadi pada saat penguasaan daerah-daerah di Indonesia pada jaman
dahulu, tetapi akulturasi bangsa eropa saat inipun ada bahkan semakin pesat
yang diakibatkan adanya globalisasi yang mendunia, terutama yang terjadi di
Indonesia.
Kebudayaan barat (bangsa Eropa)
boleh dikatakan sangat gencar merasuki setiap individu yang hidup dengan budaya
ketimuran yaitu Indonesia. Budaya barat selalu menjadi cermin modernitas hingga
dijadikan trendsetter oleh masyarakat Indonesia. Pengaruh kebudayaan barat
tersebut tentu menimbulkan dampak pada budaya sendiri, baik dampak positif
maupun negatif.
Sebenarnya kebudayaan barat yang
dibawa bangsa Eropa sah-sah saja masuk ke Indonesia,tidak ada salahnya jika
kebudayaan timur juga dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa Eropa. Tetapi
sayangnya banyak masyarakat Indonesia yang kurang cerdas dalam memilih
kebudayaan baru yang dibawa oleh bangsa barat, sebenarnya jika kita menjunjung
nilai-nilai moral,etika dan keagamaan , kebudayaan barat yang cenderung
merugikan dan bersifat negatif tidak akan menjajah kita bangsa Indonesia untuk
kesekian kalinya.
Proses akulturasi antara kebudayaan
di Indonesia dan kebudayaan Eropa sudah dimulai ketika kapal-kapal Portugis
tiba di Maluku dan di Nusa Tenggara awal abad ke-16 (Koentjaraningrat 1996).
Demikian juga ketika bangsa-bangsa dari negeri China melakukan hubungandengan
kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Salah satu produk hasil akulturasi adalah karya arsitektur. Beberapa karya arsitektur merupakan hasil penghayatan suatu agama, dapat digunakan sebagai alat pendidikan yang mudah dicerna siswa. Pemahaman bentuk dengan memahami sejarahnya akan membawa kita pada cakrawala baru untuk memahami arti perbedaan dan sebab dari perbedaan sehingga siswa belajar bertoleransi dan tanggap terhadap perbedaan tanpa merasa dikecilkan artinya atau merasa ditinggikan.
Salah satu produk hasil akulturasi adalah karya arsitektur. Beberapa karya arsitektur merupakan hasil penghayatan suatu agama, dapat digunakan sebagai alat pendidikan yang mudah dicerna siswa. Pemahaman bentuk dengan memahami sejarahnya akan membawa kita pada cakrawala baru untuk memahami arti perbedaan dan sebab dari perbedaan sehingga siswa belajar bertoleransi dan tanggap terhadap perbedaan tanpa merasa dikecilkan artinya atau merasa ditinggikan.
Kita bisa belajar adanya proses
akulturasi budaya lewat karya sehingga kita bukan saja melihat indahnya
perpaduan karya arsitektur, tetapi juga dapat belajar makna toleransi dalam akulturasi.
2.6 Dampak Positif dan Negatif dari adanya
Pengaruh Kebudayaan Eropa
Dari pengaruh budaya yang telah
ditorehkan oleh bangsa eropa terjadi dampak positif dan dampak negatif yang
akan timbul.
Dampak Positif masuknya kebudayaan bangsa Eropa :
Dampak Positif masuknya kebudayaan bangsa Eropa :
Ø Dapat
mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa Eropa yg maju sehingga
mampu mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti mereka.
Ø Adanya
kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita
sendiri ke luar negeri.
Ø Terjadinya
akulturasi budaya yg mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yang unik.
Dampak Negatif masuknya kebudayaan Eropa :
Ø Masuknya
budaya asing yg lebih mudah diserap dan ditiru oleh masyarakat baik tua maupun
muda, dan parahnya yang ditiru biasanya meniru perilaku yang buruk.
Ø Adanya
globalisasi bisa memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan karena adanya
percampuran antara kebudayaan lokal dgn kebudayaan dari luar, bisa juga karena
memang tidak ada generasi penerus yg melestarikan budaya tersebut.
Ø Mudah
terpengaruh oleh hal yg berbau barat. Generasi muda lupa akan identitasnya
sebagai bangsa Indonesia karena perilakunya banyak meniru budaya barat.
Ø Menumbuhkan
sifat dan sikap individualisme, tidak adanya rasa kepedulian terhadap orang
lain. Padahal bangsa indonesia dulu terkenal dengan gotong royong.
Berikut merupakan salah satu contoh
riil dari dampak positif dan dampak negatif masuknya kebudayaan Eropa :
1) Hadirnya
Globalisasi.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara
termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif
dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti
kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
a.
Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai
nasionalisme
1. Dilihat dari
globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.
Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan
djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan
positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme
terhadap negara menjadi meningkat.
2. Dari aspek
globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan
kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan
meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi
sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang
tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk
meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
b. Pengaruh
negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1.
Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia
bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika
hal tersebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
2.
Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta
terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc
Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya
rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa
nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3.
Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa
akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung
meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4.
Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam
antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi
ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan
miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5.
Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan
ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka
orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh-pengaruh
di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan
tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa
menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala
masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi
aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita.
Jika terjadi
maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia.
Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis
sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan
dan kesatuan bangsa.
c.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di
Kalangan Generasi Muda
Arus
globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda.
Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi
tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri
sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul
dalam kehidupan sehari-hari anak muda sekarang.
Dari cara
berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang
cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara
berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak
ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih
suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak
remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan
sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi
internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat
diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi
santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita
memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat
kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak
semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja,
ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat
menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan
handphone.
Dilihat dari
sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan
cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi
menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati
mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan
kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan
analisa dan uraian di atas pengaruh negatif dari pengaruh budaya Eropa yaitu
globalisasi lebih banyak dari pada pengaruh positifnya. Oleh karena itu
diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap
nilai nasionalisme.
d.
Antisipasi Pengaruh Negatif budaya Barat (Globalisasi)
Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah-
langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
antara lain yaitu :
1.
Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal
semangat mencintai produk dalam negeri.
2.
Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila
dengan sebaik-baiknya.
3.
Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan
sebaik- baiknya.
4.
Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan
hukum dalam arti sebenar-benarnya dan seadil-adilnya.
5.
Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang
politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan
adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh
globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga
kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebudayaan asing memberikan pengaruh
dalam kehidupan bangsa Indonesia dan khususnya memberikan pengaruh pada
pembentukan kebudayaan Indonesia, yang disebabkan oleh beberapa paktor antara
lain faktor ekonomi khususnya perdagangan, faktor politik, faktor sosial dan
globalisasi.
Masuknya budaya luar ke dalam budaya Indonesia ada yang secara damai dan ada pula dengan kekerasan. Budaya yang masuk secara damai antara lain masuknya pengaruh agama yang di bawa para pedagang seperti Bangsa Gujarat dan India. Budaya ini tidak merusak tatanan budaya asli akan tetapi menambah dan memperkuat budaya setempat.
Masuknya budaya luar ke dalam budaya Indonesia ada yang secara damai dan ada pula dengan kekerasan. Budaya yang masuk secara damai antara lain masuknya pengaruh agama yang di bawa para pedagang seperti Bangsa Gujarat dan India. Budaya ini tidak merusak tatanan budaya asli akan tetapi menambah dan memperkuat budaya setempat.
Budaya luar yang masuk melalui
kekerasan biasanya berdampak terhadap tatanan sosial masyarakat. Sebagai contoh
budaya Kolonialisme Belanda. Sejak awal abad ke-20 sangat terasa pengaruh
kebudayaan Barat itu dalam kehidupan bangsa Indonesia, khususnya di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Berbagai teknologi yang diterapkan, termasuk
sistem pendidikan yang digunakan banyak yang berasal dari Barat. Sementara itu,
dalam kehidupan kebudayaan, seperti dalam seni bangunan, seni lukis, seni ukir,
seni musik, terasa pula ada pengaruhnya dari kebudayaan Barat.
Diera globalisasi sudah jelas
pengaruh budaya luar akan lebih mudah masuk karena di era ini jarak bukanlah
hal yang menyulitkan. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi
sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan
TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan
dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat
dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain,
terutama pada kebudayaan daerah.
Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rasa nasionalisme dan patriotism, rambut dan sebagainya.Akan tetapi dalam perkembangannya globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam bidang kebudayaan, misalnya :
Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rasa nasionalisme dan patriotism, rambut dan sebagainya.Akan tetapi dalam perkembangannya globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam bidang kebudayaan, misalnya :
Ø hilangnya
budaya asli suatu daerah atau suatu negara ,
Ø terjadinya
erosi nilai-nilai budaya menurun
Ø hilangnya
sifat kekeluargaan dan gotong royong
Ø kehilangan
kepercayaan diri
Ø gaya hidup
kebarat-baratan
Jadi dampak kebudayaan luar yang
masuk ke Indonesia ada yang fositif dan ada juga yang negatif. Dalam
menyikapinya hendaklah kita lebih jeli dan lebih selektif agar budaya tersebut
tidak merusak budaya kita.
3.2 Saran
Hendaknya kita lebih jeli dan lebih
selektif dalam menyikapi budaya luar yang masuk kedalam budaya kita karena
pengaruh tersebut akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan budaya kita,
baik budaya positif maupun budaya negatif. Dan hendaknya kita dapat memilih dan
memilah jenis dan ragam kebudayaan untuk diterapkan dalam kebudayaan kita
karena tanpa itu kita justru akan kehilangan identitas dan ciri asli kebudayaan
Indonesia sendiri. Sebaiknya pihak sekolah dan orang tua saling bekerjasama
mengontrol anak didiknya untuk tidak terbawa arus bebas budaya barat.
Masyarakat harus lebih bisa menyaring budaya yang masuk ke dalam lingkungan
masyarakat dan diharapkan agar bisa juga mengembangkan budanya sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
ConversionConversion EmoticonEmoticon